Orang – Orang Proyek – Ahmad Tohari
source: togamas.com
Kabul
seorang insinyur yang diamanahi untuk membangun sebuah jembatan akhirnya
mengundurkan diri dari posisinya sebagai pelaksana pembangunan jembatan. Proyek pembangunan jembatan di
sebuah desa dekat Sungai Cibawor tersebut menjadi ajang pamer bagi partai
penguasa tanpa mengindahkan ilmu kontruksi bangunan.Jembatan harus dituntut
harus jadi, ketika HUT partai penguasa. Pembangunan itu semata-mata karena desa
tersebut akan dijadikan tempat perayaan ulang tahun golongan penguasa GLM
(Golongan Lestari Menang). Jembatan dibangun hanya dengan bahan-bahan kualitas
rendah serta tuntutan waktu yang begitu singkat. Jembatan harus dibuat walaupun
dalam musim penghujan. Padahal pembangunan yang demikian
sangat beresiko terhadap kekuatan jembatan.
Dalam pelaksanaan proyek Kabul
merasa miris melihat penyelewengan- penyelewengan yang terjadi, seperti
penggelapan bahan bangunan, pembangunan di bawah standar operasional
dan juga adanya pemotongan uang proyek yang dilakukan orang-orang pemerintah. Dia
bergelut dengan realitas masyarakat yang korupsi, curang, dan mementingkan
golongannya sendiri.
Suatu hari Kabul mempunyai
permintaan terhadap bosnya yang bernama Dalkijo, Kabul meminta agar pemasangan
lantai jembatan harus menggunakan besi baru, pasir yang bermutu dan juga
meminta penyelesaian proyek ini tidak dipaksa bersamaan dengan pelaksanaan HUT
GLM. Kalau permintaan tersebut tidak dituruti Kabul akan mengundurkan diri dari
proyek itu. Dalkijo menolak permintaan Kabul. Pada akhirnya Kabul menyerah dan memilih
mengundurkan diri. Meskipun sang Bos merayu dan akhirnya mengancam, namun Kabul
tetap pada pendiriannya. Ia orang yang jujur dan memegang teguh idealismenya
,ia tidak mau terjun ke dalam proyek yang dipenuhi dengan korupsi. Kabul lebih
memilih tidak menyelesaikan sisa proyek jembatan tersebut. Pilihan Kabul untuk
mengundurkan diri dari proyek itu harus disertai dengan perpisahannya dengan
orang yang dia sayangi yaitu Wati yang juga bekerja di proyek itu sebagai
sekertaris dan juga para pekerja yang telah merasa nyaman dengan Kabul. Setelah
Kabul keluar dari proyek itu hidupnya menjadi kurang jelas dan mengambang,
namun ia tahu harus kemana untuk menenangkan hatinya,yaitu Biyungnya.
Saat peresmian, Kabul juga turut hadir.
Kendaraan beriringan melewati jembatan sebagai ajang HUT partai
penguasa atau GLM. Melihat kejadian itu Kabul merasa khawatir ketika
iring-iringan semakin panjang dan kemudian melewati jembatan tersebut karena
Kabul yakin kekuatan jembatan belum saatnya untuk digunakan, tapi
kenyataanya dipaksakan. Akhirnya jembatan yang terlihat kokoh itu lantainya
sudah rusak meski umurnya baru satu tahun.
0 comments:
Post a Comment