Showing posts with label Tinta Puisi. Show all posts
Showing posts with label Tinta Puisi. Show all posts

Thursday, 4 May 2017

Friday, 13 May 2016

Cahaya yang Kini Redup

Standard

Aku datang dalam kehidupan nyata
Datang menghampiri dalam kesepian
Pandangan itu seperti berada di dunia lain dan aku tak pernah tau apa yang ada di dalamnya

Lamunan itu semakin jauh dan aku semakin tak dapat melihat lagi
Engkau pun juga tak lagi mengenali ku walaupun kau tatap ribuan kali

Ku angkat jemari mu dan ku pegang erat bersama jari - jari kecil ini
Berpegangan erat dan semakin erat sampai engkau menoleh kan pandangan pada ku
Aku membalas tatapan mu dengan penuh kasih

Engkau tersadar dalam lamunan sepi
Tatapan mata ku penuh harapan agar engkau kembali seperti dulu
Tatapan mata mu menginginkan aku selalu berada di sisi mu

Aku tau engkau pejuang tangguh
Menggapai cita dan juga cinta yang sekarang telah engkau rengkuh
Ambisi yang begitu tinggi jatuh
Ketika engkau yang hanya ingin bangun dari tempat sandaran pun tak bisa
Engkau kembali menatap dalam lamunan
Mengatupkan kelopak mata mu dan air mata itu pun jatuh
Cahaya itu pun tiba - tiba menjadi redup dan tidak lagi utuh

Wednesday, 11 May 2016

Kopi yang Terlupakan

Standard

Saat itu aku ingin pergi
Meninggalkan secangkir kopi pahit yang ada di meja persegi di depan mu
Ingin aku buang saja kopi hitam itu
Agar senyum mu kembali memancar dari dalam bibir dan juga hati mu
Aku mulai memegang gagang cangkir air kopi itu dan berniat untuk membuangnya saja
Tapi sayang, saat cangkir itu mulai berayun engkau mulai menghalangi ayunannya
Aku pun meletakkan kembali cangkir itu di atas meja
Aku pun duduk bersama mu setelah tadinya aku berdiri menuntaskan emosi
Aku duduk bersandar lalu aku alihkan pandangan ku menatap ke sebuah jendela
Pada sebuah jendela itu aku melihat kekecewaan mu
Beberapa saat setelah itu suasana menjadi hening
Kemudian keheningan itu berubah saat engkau mulai ingin mengatakan sesuatu pada ku
Engkau mengatakan bahwa ada suatu hal yang aku lupa
Ternyata aku lupa membubuhkan gula pada secangkir kopi pahit itu
Kopi pun berubah menjadi manis
Kita tersenyum berdua menikmati
Saat aku telah paham akan hal ini
Lalu engkau pergi,meninggalkan manisnya kisah diantara kita

Friday, 6 November 2015

Who is she ?

Standard
Who is she?
Siapakah dia,perempuan yang engkau kagumi?
Membuatmu semangat untuk melakukan kegiatanmu setiap hari. Membuatmu yakin bahwa hanya dialah yang pantas engkau kagumi.
Seperti engkau mengagumi ibumu saat beliau menebar senyuman padamu setiap hari.
Siapakah dia? Yang ada dalam hatimu?
Yang membuat hatimu diam seribu kata.
Membuatmu dapat menjaga baik - baik perasaan kepadanya sampai saat ini.
Sering kali aku berfikir tentang isi dari hati mu.
Tapi,sampai sekarang pun aku tak pernah tau
Terkadang aku salah paham dengan isi hati mu yang sebenarnya.
Terlalu sulit untuk menebak "Who is she?"
Apakah dia seperti ibumu? Adikmu? Kakakmu? Ataukah sepertiku?
Jika aku menjadi kamu, aku juga ingin sepertimu.
Menjaga baik - baik perasaan itu.
Membuat ia sangat berharga bagimu sehingga orang lain tak perlu tau
Orang lain tak perlu mengerti apa yang sedang engkau perjuangkan untuknya
Pastilah dia sangat baik dan cantik dihadapan mu
Wahai pemuda,jaga hatimu dan hatinya



Thursday, 2 July 2015

Diam, Menenangkan

Standard
Terkadang aku menjadi manusia pasif yang hanya diam dan malas untuk berbicara apapun.
Lebih baik aku diam daripada harus berbicara tentang hal yang tak berujung.
Diam ku ini bisa terjadi saat aku merasa berbicara hanya akan menambah masalah dibenakku.
Dalam diam, aku menahan semua perkataan yang akan keluar dari mulut ku.
Bukannya tak mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Aku hanya sedang mengalokasikan waktu ku untuk membuat hati ini tenang terlebih dahulu saat emosi ini bergejolak dalam hati.
Setelah itu, aku tak lagi diam.
Aku akan bicara baik - baik dengan hati yang tenang

Friday, 19 June 2015

Saturday, 11 April 2015

Friday, 27 February 2015

Persimpangan Jalan

Standard
Apakah kalian ingat ?
Ketika pertama kali kita menginjakan kaki disini, di tanah kering dan berdebu .
Di saat matahari sangat terik dan membuat aku diam membisu.
Saat itu, mungkin pertama kalinya kita bertemu. Atau mungkin, beberapa dari kalian adalah teman lama ku dulu.
Wajah - wajah baru, yang sebelumnya belum pernah aku tahu.
Kalian hadir dalam perjalanan hidupku, memberikan warna di masa putih abu - abu.

Perjalanan ku dengan kalian, sungguh menakjubkan.
Kita seperti berpapasan di persimpangan jalan.
Kemudian, kita saling menatap, mengisyaratkan bahwa kita tak saling kenal.

Awalnya pertemuan ini adalah sesuatu yang asing. 
Tapi kini, rasa asing itu tak ada lagi.
Rasa asing itu telah roboh seperti robohnya tebing.
Rasa itu lebur karena kita telah menyadari.
Bahwa antara aku dan kalian tidak ada sesuatu yang membatasi.

Saat itu, kalian menggenggam tanganku, mengajakku pergi ke masa depan.
Masa depan, yang mungkin tidak sama dengan masa sekarang.
Masa depan yang penuh candaan dan tantangan.
Masa depan, yang kelak akan memisahkan kita.

Dalam perjalanan hidupku empat tahun yang akan datang.
Aku dan kalian harus saling memahami.
Kalian memahami diriku dan diriku pun juga harus memahami kalian.
Berdoa saja, semoga di tengah - tengah kebersamaan kita, ego ini tak akan pernah hadir.
 
Kini empat tahun itu tak terasa
Saat di ujung semesteran.
Saat seseorang di depan mimbar, memanggil aku dan kalian, wisudawati dan wisudawan
Aku tahu perpisahan akan datang.
Memisahkan diri ini dengan kalian.
Mengakhiri cerita tentang masa putih abu - abu 
Lalu, kita memulai perjalanan yang baru .

Ku lambaikan tangan di persimpangan jalan ini.
Seperti saat kita dahulu bertemu.
Seakan kita akan bertemu di lain hari.
Aku akan sangat merindukanmu.

~ One K. Yuanda ~





Saturday, 27 September 2014

Negeri 1000 pelangi

Standard
Negeri 1000 pelangi

Mentari bersinar cerah, menyapa pagi ini
Rintik hujan pun lenyap, tersapu cahaya matahari
Indah pelangi pagi ini mengingatkanku akan mimpi
Mimpi besar yang ingin segera ku dapati
Aku bermimpi, berkeliling ke negeri 1000 pelangi

Pagi ini ku langkahkan kaki ku menuju sekolah
Langkah kaki yang penuh gairah
Wajah ceria bak mentari yang cerah
Ku pandang langit, menyapa pelangi indah

Pelangi itu layaknya sebuah negeri Indonesia
Rintik air mata Indonesia
Dengan cahaya terang terpancar
Aku bercerita tentang ketiganya

Saat itu suasana mendung
Banyak bencana melanda negeri ini
Banyak dari mereka kehilangan keluarga dan saudara
Rintik air mata mulai menetes, tak kuat menahan kepedihan

Akan tetapi,
Tak lama kemudian, cahaya terang terpancar di lain sisi
Cahaya terang menghibur rintik air mata dengan pelangi
Cahaya terang itu adalah orang – orang pemberani
Berani berkorban demi negeri ini
Berani berperang melawan kepedihan
Memunculkan semangat dengan belajar
Belajar mempelajari kehidupan negeri ini
Menciptakan budaya – budaya pelosok negeri
Dan menjadikan negeri ini negeri seribu pelangi

Negeri ini adalah negeri 1000 pelangi
Beragam warna budaya tercipta
Negeri ini kaya budaya daerah, juga keindahan alamnya
Dari Sabang sampai Merauke
Pulau We sampai Rote

Aku bermimpi, berkeliling ke negeri 1000 pelangi
Berlarian di tepi Pantai Raja Ampat, Papua
Menyelam di Laut Bunaken, Sulawesi Utara
Belajar Bahasa Sunda
Melepas penat di Malioboro, Jogjakarta

Ku daki Mahameru
Kulihat negeri 1000 pelangi dari puncaknya
Indahnya pelangi di negeri itu

Beragam warna budaya tercipta
Akan tetapi negeri kita tetap satu jua
Walaupun mejikuhibiniu warnanya
Akan tetapi tetap putih jua
Biarkan rintik air hujan tetap ada disini
Biarkan cahaya terang tetap bersama kami
Agar pelangi di negeri ini
Akan tetap ada sampai kita mati

#Puisi #Saat #Ikut #Lomba #Tulis #Nusantara #Tapi #Nggak #Menang



Friday, 1 November 2013

Cintamu Setia

Standard
Kau senandungkan lagu indah untukku
Hibur aku dalam raut wajah canda tawamu
Tak tampak kesedihan di raut wajahmu
Hilang sudah rasa lelah, saat kau menatapku
Tak ada benci, semakin tulus kau mencintaiku

Dekap aku dalam pelukmu saat dingin ini menyusup raga
Kau gendong aku dalam kehangatan kasih sayang yang mendalam
Rasa cinta yang begitu mendalam yang kurasakan
Kasih sayang yang begitu tulus dalam kehangatan cinta

Tibalah saatnya ku beranjak dewasa
Kau tetap mencintaiku
Inginkanku selalu berada disampingmu
Merawatmu yang kini telah tua renta
Merindukanku saat ku pergi jauh darimu

Di bola matamu, masih terlukis indah cinta yang begitu dalam kepadaku
Kau duduk diteras rumah, menungguku pulang dari mencari uang
Berharap masih dapat bertemu denganku
Kau tatap langit dan berdoa untuk keselamatanku
Agar kita masih dapat bertemu

Thursday, 31 October 2013

Kembalilah

Standard
Ku tulis kata - kata
Ku rangkai menjadi sebuah syair puisi
Inilah syairnya....

Ku sediakan waktuku untuk bertemu denganmu
Ku ingin mendengar ceritamu, impianmu, keluh kesahmu.
Ku ingin menemanimu di kala kamu sedih..
Ingin Ku sampaikan nasehatku kepadamu
Ingin Ku tunjukan jalan yang sebenarnya harus kau tempuh...

Kemarilah aku selalu bersamamu
Kesinilah aku selalu bersedia untukmu
Sebut namaKu bila kau sedih,
Sebut namaKu bila kau kesepian..
Aku akan selalu menemanimu

Ku luangkan banyak waktu untukmu
Tapi kenapa kau tak mau bertemu denganKu
Kau tak mau mencurahkan isi hatimu padaKu
Kau abaikan aku di kala hatimu senang dengan yang lain
Kau lupakan Aku dalam ingatanmu

Tak lagi namaKu kau sebut dalam bibir indahmu
Tak lagi kau mendekat kepadaKu
Tapi walaupun begitu,
Aku masih menerima kau jika suatu saat nanti kau tersadar
Bahwa aku masih mencintaimu
Bahwa aku masih dapat memberikan apa yang kau mau
Asalkan, kau selalu dekat dan ingat padaKu

Jangan biarkan aku marah.
Melihatmu gembira dengan seisi dunia
Dunia hanyalah perjalananmu yang singkat
Dunia ada karenaKu
Kau ada karenaKu
Kembalilah ke jalanKu
Kembalilah mendekat kepadaKu

Wednesday, 25 September 2013

Langit Biru Terhampar

Standard
Hamparan langit biru yang begitu luas
Terhampar putihnya awan
Terhampar gemerlapnya bintang
Tergambar suasana ketenangan

Ku ingin terbang bebas disana
Melepas segala kepenatan dalam hati
Menenangkan pikiran yang sering tak terkendali
Membuat sadar pada diri sendiri
Sungguh luas ciptaanMu ini

Ku renungkan sejenak pikiranku disana
Ku ajak hati berbicara
Ku resapi suasana di tempat ini
Tenang... sunyi...tak ada keramaian disini






Sunday, 22 September 2013

Hati

Standard


Tak pernah tau isi dari dalam dirimu
Orang lain tak pernah tau apa yang kau mau
Orang lain berfikir ini, ternyata yang kau maksud itu
Kamu punya maksud ini, orang lain ternyata tak tau
Seperti peribahasa dalamnya laut dapat diukur,
dalamnya hati siapa tau ?

Hatiku...
Tenanglah didalam sana
Jangan biarkan aku tergoda
Jangan dengarkan setan berbicara
Ku tak ingin kau ternoda
Ku ingin kau baik - baik saja di dalam sana
Agar lancar jalani hidup di dunia yang fana

Ikhlaskan untuk sesuatu yang telah hilang
Bersabar menanti sesuatu yang kau inginkan
Bertahan menahan diri dari hawa nafsu setan
Menahan amarah yang kan kau lampiaskan
Sebut namaNya saat kau tak berdayakan...





Saturday, 21 September 2013

Sampai Jumpa Lagi ...

Standard


Hampir 3 tahun sudah kita saling mengenal
Bahkan saling mengakrabkan
Susah senang kita alami bersama
Tak terasa waktu yang cepat ini akan memisahkan kita 
Kita jarang bertemu, tak seperti biasanya yang hampir setiap hari

Di pagi hari ku berangkat pagi - pagi  
Ku sapa mereka saat ku masuki ruang kelas 
Ku menimba ilmu bersama teman - temanku
Kita selesaikan tantangan satu per satu
Tak lupa juga kita saling membantu 

Di waktu yang senggang
Sering kita berbincang - bincang
Ku ceritakan apa yang ada dalam benaku
Cerita sedih, senang, lucu selalu kau dengarkan

Wahai temanku
Kebersamaan ini akan jarang kita ulang
Masa lalu kita di sekolah akan menjadi sebuah kenangan
Tapi inilah perjalanan hidup kita
Kita lanjutkan perjuangan kita setelah ini menuju sebuah cita - cita

Ku rasa waktu berkata 3 tahun ini adalah waktu yang lama,
Akan tetapi sebaliknya denganku
Waktu ini terlalu cepat bagiku
Ku ingin kita akan dapat berjumpa lagi
Entah kapan, tapi ku ingin ini terjadi

Semoga kita sukses meraih cita - cita yang dinanti
Semoga kita bertemu kembali
Sampai jumpa lagi ...

Friday, 20 September 2013

Puisi ~ Sepanjang Perjalanan ke Sekolah

Standard

Pagi - pagi ku berangkat ke sekolah
Pagi itu matahari menyingsing dari timur
Menemani perjalananku ke sekolah
Mengiringi semangatku pagi itu

Ku lewati jalan yang begitu ramai
Ku jumpai penjual koran di perempatan jalan
Debu dan desingan kendaraan, tak mereka hiraukan
Dengan keramahan, mereka menjual koran

Demi anak - anak mereka
Kau relakan pagi - pagi berada di pinggiran jalan
Raut wajah lelah, tak ada dalam pandanganku yang sesaat itu
Semangatnya pun mengiringi aktivitasnya di pagi itu

Sempat ku berfikir, apakah jika aku menjadi mereka
Akankah semangatku bisa seperti itu?
Banyak tugas ku mengeluh
Nilai jelek, ku biarkan berlanjut ?

Semoga semangatmu setiap pagi tak akan pernah hilang
Agar selama perjalananku ke sekolah
Kau menjadi pengingatku untuk terus bersemangat
Tetap bersemangat, apapun keadaannya...

Puisi ~ Sebuah Amarah

Standard



Setan adalah temanmu
Tak ada yang suka denganmu
Membuat orang kesal dengan sifat itu
Naik darah, pikiran tak menentu

Sebuah api dalam hati yang berkobar - kobar
Yang hanya bisa diredam oleh air yang dialirkan
Kau tak sempat berfikir siapa yang ada di hadapanmu
Tak berpikir panjang kau keluarkan sifat itu

Ya, amarah tak terarah
Kau hanya berpikir satu arah
Nafsu marah yang kau jamah

Amarah yang tak terarah 
Memang sesaat puas
Akan tetapi, apakah begitu?
Penyesalan akan menghampirimu 
Pikiran tak menentu




Tuesday, 17 September 2013

Puisi ~ Selamat Berjuang

Standard

Ku kayuh sepedaku menuju sebuah tujuan hidup
Tak akan ku biarkan kayuhan kaki ku ini berhenti di tengah jalan 
Sebelum impianku tercapai, roda ini akan terus berputar, kaki ini akan terus mengayuh
Batu penghalang, tak ku hiraukan
Jalan terjal memang menjadi tantangan

Beribu - ribu ejekan pohon di tepi jalan
Beribu- ribu ranting pohon jadi penghalang
Ku berhenti mengayuh sepedaku
Lalu, sejenak ku nikmati pemandangan disana, ku terlena
Hal yang indah ini membuatku lupa akan tujuan ku
Membuat lupa , rencanaNya lebih indah daripada ini

Ku tersadar ketika hari sudah malam
Ku tersadar telah menyia - nyiakan waktu ku
Andai ku tidak berhenti mengayuh sepeda
Andai ku tidak terlena dengan keindahan yang semu
Mungkin malam ini ku telah sampai pada tujuan hidupku

Kini, tak akan ku sia - siakan waktu ku
Fokuskan pada tujuan hidupku
Kesalahan di masa lalu,jadikan sebuah pengingat di masa datang
Bertahan menerima pukulan batu, bersabar menerima cobaan
Lanjutkan perjuanganmu, kayuhlah sepeda menuju masa depanmu

Janganlah berbalik arah bila depan mata adalah rintangan dan masalah
Jangan berhenti mengayuh karna engkau akan terjatuh
Jangan tengok kanan ataupun kiri, tapi tataplah ke depan
Selamat berjuang kawan, semoga engkau selalu berada dalam lindunganNya
JalanNya selalu ada untukmu