Thursday, 26 September 2019

Analisis Pendekatan Psikologi Melalui Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata

Standard

Pendekatan psikoanalisis berangkat dari konsep psikologi, yaitu psikoanalisis (depth psychology) yang diteorikan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis adalah sebuah teori psikologi yang banyak membicarakan masalah kesadaran, mimpi, kecemasan, neurotik, emosi, motivasi, dan juga kepribadian. Freud membagi stuktur kepribadian manusia ke dalam tiga kategori yang saling berkaitan yaitu id, ego, dan superego. Id adalah lapisan paling dalam, system kepribadian kodrati, yang sudah terbentuk sejak lahir. Id mempunyai dorongan yang kuat untuk berbuat serta tidak mengenal nilai moral. Ego merupakan pengendali tindakan manusia sesuai dengan cara yang benar sehingga id tidak terlalu terdorong keluar. Pengendali tindakan dan pikiran yang tidak rasional menjadi rasional. Selanjutnya, Superego pada nantinya akan menentukan tindakan seseorang tersebut pantas atau tidak pantas dillakukan. Superego bersifat idealistik dan berfungsi mengontrol tingkah laku agar sesuai dengan tuntutan nilai – nilai moral. (Burhan Nurgiyantoro,2015:100-101).
Novel Sebelas Patriot adalah Novel karya Andrea Hirata yang bercerita tentang seorang anak bernama Ikal. Ia ingin melanjutkan cita – cita ayahnya yang dulunya adalah seorang pemain sepak bola. Mimpi - mimpi anak tersebut serta rasa kagum kepada ayahnya karena pengorbanan ayahnya menjadi dua point penting yang muncul pada bagian awal cerita. Hal tersebut dapat diambil sebagai bahan untuk menganalisis dengan menggunakan pendekatan psikologi. Karena hal tersebut berkaitan dengan teori yang telah disampaikan oleh Sigmund Freud di atas. Dalam hal ini, kita dapat melakukan analisis dengan cara mengetahui jiwa kepribadian dari setiap tokoh yang ada dalam novel. Bercerita tentang cinta seorang anak terhadap ayahnya, pengorbanan seorang ayah, kekecewaan Ikal karena tidak lolos seleksi pemain PSSI, hal – hal tersebut akan mendukung untuk proses analisis melalui pendekatan psikologi.

Terciptanya Mimpi Ikal, Berawal dari Penemuan Album Foto
Larangan ibunya untuk membuka album foto tersebut, membuat Ikal semakin penasaran. Ikal kemudian menemukan sebuah foto lama,terpampang gambar seorang laki – laki yang sedang memegang piala. Rasa keingintahuan yang tinggi yang ada dalam diri Ikal membuat ia berusaha mencari tahu siapa sebenarnya foto laki – laki itu. Karena ibunya tak ingin memberitahu hal tersebut, dia kemudian mencari tahu sendiri tentang laki – laki dalam foto itu. Setelah menemukan jawabannya, ternyata laki – laki yang ada di foto tersebut adalah ayahnya. Diceritakan bahwa sang ayah seorang pemain sepak bola yang hebat pada masa itu, saat Indonesia masih dikuasai oleh Belanda. Indonesia menang dalam pertandingan sepak bola melawan Belanda. Belanda merasa tidak terima dengan kemenangan yang dimenangkan oleh pemain Indonesia. Dibawalah para pemain sepak bola Indonesia termasuk ayah Ikal ke Tangsi. Ayah Ikal yang saat itu dapat lolos kemudian pulang dari Tangsi  dengan tempurung kaki kiri yang telah hancur karena perlakuan Belanda. Kisah pengorbanan yang dilakukan ayahnya terhadap bangsa Indonesia sampai tempurung kiri kaki ayah Ikal hancur membuat Ikal merasa kagum dan semakin cinta dengan ayahnya. Ikal berkeinginan untuk menjadi seorang pemain sepak bola PSSI yang nanti akan membuat bangga sang ayah.
 Kekecewaan Ikal karena Gagal Menjadi Pemain PSSI
Teringat akan kisah pengorbanan ayahnya dahulu serta didikan keras dari seorang pelatih yang bernama Toharun membuat ia bekerja lebih keras lagi untuk mencapai mimpinya. Walaupun cara mendidik pelatih Toharun dengan cara yang keras tetapi Toharun adalah seorang pelatih yang senang memberi motivasi pada Ikal dalam kutipan Lupakanlah kekalahan ini, kita berlatih lagi, nanti kita menang, ya Boi.” Katanya sambil mengelus-elus punggung kami, bahkan membuka tali sepatu bola kami.”. Kegigihan Ikal terlihat saat ia tidak pernah melewatkan semua kesempatan untuk mengikuti seleksi pemain PSSI. Pada akhirnya karena kegigihannya, dia sampai lolos pada seleksi kabupaten. Akan tetapi, pada saat ia mengikuti seleksi pemain PSSI pada kesempatan yang terakhir, dia gagal dan merasa kecewa. Dia merasa sudah bekerja keras dengan sekuat tenaga apa yang dia bisa tetapi kenyataan berkata lain dengan apa yang diinginkannya. Ayahnya berusaha membuat Ikal sabar dengan apa yang sekarang telah dihadapinya. Menghadapi kenyataan bahwa Ikal belum bisa menjadi pemain PSSI seperti yang diinginkannya.
Kaos Club Kesayangan Ayah
Ikal telah mengikhlaskan mimpinya tersebut. Ikal kuliah di sebuah universitas di luar negeri di Perancis. Pada suatu hari dia melakukan kegiatan backpacker bersama Arai. Negara tujuannya adalah Madrid di Spanyol. Club sepak bola Real Madrid adalah salah satu club sepak bola kesayangan ayahnya yang berada di kota itu. Adriana adalah perempuan yang pertama kali Ikal temui. Dia seorang penjaga toko resmi atribut Real Madrid. Adriana menawarkan kaos bertanda tangan Louis Figo. Kaos tersebut lebih mahal dari kaos seperti pada umumnya. Ikal berjanji akan kembali lagi dan membeli kaos tersebut setelah uangnya mencukupi. Dia bekerja keras untuk mendapatkan uang guna membeli kaos tersebut dengan cara menjadi pekerja serabutan. Ayah Ikal penggemar Louis Figo. Ikal ingin menghadiahkan kaos tersebut pada ayahnya. Setelah beberapa waktu bekerja, cukuplah uang tersebut untuk membeli kaos Louis Figo. Sampai di toko, kekecewaan telah menimpanya lagi. Kaos Louis Figo yang dia impikan untuk diberikan pada ayahnya telah terjual semua. Tidak ada yang tersisa. Ikal merasa usaha yang telah dilakukan selama ini sia – sia. Akan tetapi, kekecewaannya tersebut kemudian terobati saat Adriana mengatakan bahwa sebenarnya dia menyimpan satu kaos Louis Figo lengkap­­­ dengan tanda tangannya untuk diberikan pada Ikal saat suatu saat Ikal telah mempunyai cukup uang untuk membeli. Akhirnya Ikal mendapatkan Kaos tersebut untuk di berikan pada ayahnya.
             Psikoanalisis Tokoh Ikal
            Ikal sebagai tokoh utama dalam Novel Sebelas Patriot merupakah tokoh yang menunjukkan kepribadian jiwa seorang anak yang cinta terhadap ayahnya. Dibuktikan dengan niatnya untuk menjadi  seorang pemain sepak bola hebat seperti sang ayah. Usahanya untuk mewujudkan mimpi tersebut dengan cara berusaha dengan gigih, berlatih keras, dan pantang menyerah. Walaupun pada akhirnya dia tidak bisa mencapai keberhasilannya menjadi seorang pemain PSSI tapi dia tidak berputus asa. Setidaknya dia telah menunjukan kepada ayahnya mengenai usaha – usaha yang telah ia lakukan selama ini. Dia kemudian berkuliah di luar negeri. Hal tersebut dapat mengurangi rasa kekecewaan yang dulu pernah ia alami karena tidak dapat lolos menjadi pemain PSSI. Rasa cinta pada ayahnya tak pernah pudar. Pada saat di Madrid, Spanyol, dia ingin memberikan kado istimewa berupa kaos Louis Figo untuk sang ayah. Kaos Louis Figo tersebut dia dapatkan tak lepas dari perjuangan demi mendapatkan kaos tersebut. Dengan jiwa pengorbanan dan niat yang ada dalam hati untuk memberikan kado tersebut pada ayahnya dia rela bekerja serabutan untuk dapat mengumpulkan uang guna membeli kaos tersebut.

0 comments:

Post a Comment