Menceritakan seorang anak yang bernama Ikal yang ingin menjadi pemain sepak bola PSSI. Keinginannya tersebut bermula saat dia melihat album foto tua yang di sana terdapat foto seorang laki – laki yang membawa piala. Kemudian dia mencari tahu siapa orang yang ada di foto tersebut. Ternyata yang ada di dalam foto tersebut adalah ayahnya sendiri. Ayahnya adalah pemain sepak bola yang sangat mahir. Dahulu, pada saat Belanda masih berkuasa di Indonesia, terdapat pertandingan Indonesia melawan Belanda. Klub pribumi tidak diperbolehkan untuk mengalahkan klub terbaik dari Belanda. Jadi semua tim sepak bola di Indonesia terpaksa mengalah untuk kemenangan di pihak Belanda dalam pertandingan yang diselenggarakan Belanda dalam memperingati Hari Ulang Tahun Ratu Belanda. Akan tetapi, pada saat itu, Indonesia menang karena gol yang diciptakan oleh ayah Ikal. Teriakan suara “Indonesia” pun menggema. Kemenangan Indonesia tersebut membuat Van Holden yang berasal dari utusan Belanda malu dan sekaligus sangat marah. Pada saat itu Belanda pun mengancam. Akan tetapi, dari pihak Indonesia tidak menghiraukan. Karena hal itu, Belanda melakukan kekerasan terhadap pemain dan pelatihnya. Ayah Ikal pun sekarang pincang karena belanda menghancurkan tempurung kaki ayah Ikal. Karena adanya kejadian tersebut, Ikal memutuskan keinginannnya untuk menjadi seorang pemain sepak bola PSSI. Dia ingin menjadi seperti ayahnya. Ikal berlatih keras untuk mewujudkan keinginannya tersebut. Akan tetapi, sayang sekali, dia tidak dapat meraih keinginannya tersebut.
Berselang beberapa waktu kemudian, setelah tidak diterimanya Ikal menjadi pemain sepak bola PSSI, Ikal berkuliah di Universitas Sorbone, Perancis. Dalam perjalanannya di Spanyol terdapat kisah seru ketika dia berjuang untuk mendapatkan kaos Real Madrid yang berisi tanda tangan asli Luis Figo. Dia berusaha keras untuk mendapatkan. Dengan bekerja apapun untuk menambah uangnya yang belum cukup untuk membeli kaos mahal itu. Kaos Madrid itu untuk diberikan pada ayahnya yang sangat gemar terhadap tim Spanyol. Di Spanyol, ia juga bertemu dengan seorang gadis yang bernama Adriana. Adriana ini juga sangat gemar dengan sepak bola. Ikal juga pernah menonton pertandingan antara Barcelona dan Valencia. Itu pun berkat bantuan dari Adriana yang membelikannya tiket masuk untuk menonton pertandingan seru itu.
Setelah lama bekerja serabutan dan berhasil menumpulkan uang yang cukup untuk membeli kaos Luis Figo. Lalu, ia memberikan kaos itu pada ayahnya yang sangat dia cintai. Walaupun tadinya, dia hampir saja tidak mendapatkan kaos itu.
0 comments:
Post a Comment