Maryamah Karpov –
Andrea Hirata
source: wikipedia.org
Setelah dua tahun Ikal
kuliah di Sorbonne akhirnya ia lulus dari sidang tesisnya. Walaupun, saat
sidang tesis ia juga harus menghadapi dosen yang sempat membuat mentalnya
turun. Dua tahun sudah Ikal berada di Paris dan setelah kelulusannya ia akan
pulang menuju kampung halamannya di Belitung. Sebelum ia pulang ke Indonesia,
ia sempat meluangkan waktu untuk merayakan farewell
party bersama mahasiswa lainnya seperti mahasiswa dari Jerman, The Brits
dari Inggris, China, Amerika Latin dan masih banyak lagi mahasiswa yang datang
dari berbagai belahan dunia.
Setibanya di kampung
halaman, untuk menuju kampungnya, ia diantar oleh Bang Zaitun dengan bus
reotnya. Seseorang yang dulu ia kenal sebagai pemimpin orkes dan mempunyai
banyak istri itu sekarang menjadi sopir Bus Dendang Gembira Suka – Suka.
Begitulah orang menyebut angkutan tersebut. Perubahan profesi Bang Zaitun dari
pemimpin orkes menjadi sopir bus itu terjadi karena orkes yang ia pimpin sepi
penggemar. Pada masa sekarang ini, orang – orang lebih senang dengan organ
tunggal. Karena hal tersebut, Bang Zaitun alih profesi, melelang sebuah bus
reot kemudian ia jadikan sebagai alat transportasi umum di Belitung yang ia
kemudikan sendiri.
Semenjak ia di
Belitung, ia juga sering mendengar orang – orang Belitung dijuluki dengan
nama unik yang diambil dari sebuah
peristiwa. Misalnya seperti Berahim Harap Tenang, seorang juru pancar film. Ia
diberi julukan tersebut karena setiap ganti rol, ia memasang slide text HARAP TENANG di layar. Ada
juga nama unik lainnya yaitu Kamsir si Buta dari Gua Hantu, Rustam Simpan
Pinjam, Munawir Berita Buruk, Marsanip Sopir Ambulans, Makruf Bui,Bc.I.P.,
Berahim Harap Tenang Yunior (menggantikan ayahnya Berahim Harap Tenang yang
telah meninggal), Mahmudin Pelupa, Munaf
Katakanlah, dan masih banyak julukan – julukan lainnya.
Beberapa waktu kemudian
Ikal teringat dengan A Ling, cinta pertamanya. Ia akan mencari A Ling di sebuah
pulau yang angker bernama Pulau Batuan. Kata seorang nelayan, orang yang pergi
ke pulau tersebut akan sulit untuk selamat saat kembali pulang. Akan tetapi,
pernah ada seseorang yang selamat dari pulau yang mengerikan itu. Orang itu
adalah Tuk Bayan Tula. Seketika itu ia ingin bertemu dengan orang tersebut.
Ikal berkeinginan
membuat sebuah perahu untuk digunakannya menuju Pulau Batuan. Orang – orang di
kampung meremehkan niat besarnya itu. Tiba – tiba saat ia sedang sendiri di
tepi pantai ia mendengar suara yang membesarkan hatinya. Ternyata suara itu
adalah Lintang. Semenjak saat itu Ikal bertemu dengan anggota Laskar Pelangi.
Beruntungnya lagi, dia bertemu dengan Mahar yang ternyata sahabat kecilnya
tersebut kenal dengan Tuk Bayan Tula. Sehingga, dari Mahar inilah dia dapat
bertemu dengan Tuk Bayan Tula untuk mendapatkan petuah – petuah agar bisa
selamat sampai Pulau Batuan hingga kembali pulang ke Belitung.
Ikal bekerja keras
membuat perahu itu. Lintang dengan kecerdasannya membantu membuat skema perahu
dan memperkirakan ukuran – ukuran kayu yang dibutuhkan sampai sedetail –
detailnya. Saat perahu masih belum selesai dan kayu seruknya telah habis, tak
ada seorangpun yang menjual kayu seruk padanya. Mereka takut akan larangan
menjual kayu seruk. Atas petunjuk misterius dari Mahar, ia menemukan kayu yang
dimaksud di dasar Sungai Linggang. Di dasar Sungai Linggang itu terdapat perahu
lanun yang karam. Perahu tersebut terbuat dari papan kayu seruk. Papan – papan
kayu seruk tersebut yang nantinya akan Ikal ambil untuk digunakan membuat
perahu. Akan tetapi, perahu tersebut sulit diangkat dari dasar sungai karena
telah seratus tahun berada di sana sehingga lekat dengan lumpur. Lintang dengan
kecerdasannya memberikan solusi pada Ikal untuk menyiapkan beberapa drum yang
nantinya akan mampu untuk mengangkat perahu tersebut dari dasar sungai. Berkat
teori Lintang tersebut perahu tersebut dapat terangkat dari dasar sungai.
Sekarang, perahu yang
dibuat Ikal telah selesai. Ikal siap untuk berlayar menuju Pulau Batuan. Ikal
akan berlayar bersama Mahar, Chung Fa, dan Kalimut. Mereka kemudian bertemu
dengan Tuk Bayan Tula dan Dayang Kaw. Dari situ kemudian mereka pergi ke Pulau
Batuan. Mereka bertemu dengan Tambok. Di Pulau Batuan itu mereka diminta untuk
menyerahkan apa yang telah mereka siapkan, cari apa yang ingin mereka cari, dan
tidak lebih dari tiga hari. Akhirnya selama waktu yang ada tersebut mereka
menemukan A Ling dan kembali ke Belitung dengan Selamat.
Sesampainya di Belitung Ikal dipaksa oleh Ketua
Karmun untuk pergi ke dokter gigi. Ia memaksa Ikal di depan A Ling agar Ikal
tak enak apabila menolak bujukan Ketua Karmun. Semenjak Dokter Diaz yang
merupakan seorang dokter gigi itu ada di kampungnya, dokter itu tak pernah
mendapatkan pasien. Padahal Ketua Karmun telah bersusah payah mendatangkannya
untuk mengobati warga di kampung. Setelah dibujuk akhirnya Ikal bersedia untuk
datang ke dokter gigi itu. Akhirnya, setelah peristiwa itu warga yang lain satu
per satu bersedia untuk datang berobat ke dokter gigi. Beberapa waktu kemudian
Ikal meminta izin pada ayahnya untuk meminang A Ling yang sangat dicintainya.
Akan tetapi, ternyata sang ayah tidak mengizinkannya untuk meminang A Ling.
0 comments:
Post a Comment