Tuesday, 21 May 2019

Sinopsis Novel "Maryamah Karpov"

Standard
Maryamah Karpov – Andrea Hirata




source: wikipedia.org

Setelah dua tahun Ikal kuliah di Sorbonne akhirnya ia lulus dari sidang tesisnya. Walaupun, saat sidang tesis ia juga harus menghadapi dosen yang sempat membuat mentalnya turun. Dua tahun sudah Ikal berada di Paris dan setelah kelulusannya ia akan pulang menuju kampung halamannya di Belitung. Sebelum ia pulang ke Indonesia, ia sempat meluangkan waktu untuk merayakan farewell party bersama mahasiswa lainnya seperti mahasiswa dari Jerman, The Brits dari Inggris, China, Amerika Latin dan masih banyak lagi mahasiswa yang datang dari berbagai belahan dunia.
Setibanya di kampung halaman, untuk menuju kampungnya, ia diantar oleh Bang Zaitun dengan bus reotnya. Seseorang yang dulu ia kenal sebagai pemimpin orkes dan mempunyai banyak istri itu sekarang menjadi sopir Bus Dendang Gembira Suka – Suka. Begitulah orang menyebut angkutan tersebut. Perubahan profesi Bang Zaitun dari pemimpin orkes menjadi sopir bus itu terjadi karena orkes yang ia pimpin sepi penggemar. Pada masa sekarang ini, orang – orang lebih senang dengan organ tunggal. Karena hal tersebut, Bang Zaitun alih profesi, melelang sebuah bus reot kemudian ia jadikan sebagai alat transportasi umum di Belitung yang ia kemudikan sendiri.
Semenjak ia di Belitung, ia juga sering mendengar orang – orang Belitung dijuluki dengan nama  unik yang diambil dari sebuah peristiwa. Misalnya seperti Berahim Harap Tenang, seorang juru pancar film. Ia diberi julukan tersebut karena setiap ganti rol, ia memasang slide text HARAP TENANG di layar. Ada juga nama unik lainnya yaitu Kamsir si Buta dari Gua Hantu, Rustam Simpan Pinjam, Munawir Berita Buruk, Marsanip Sopir Ambulans, Makruf Bui,Bc.I.P., Berahim Harap Tenang Yunior (menggantikan ayahnya Berahim Harap Tenang yang telah  meninggal), Mahmudin Pelupa, Munaf Katakanlah, dan masih banyak julukan – julukan lainnya.
Beberapa waktu kemudian Ikal teringat dengan A Ling, cinta pertamanya. Ia akan mencari A Ling di sebuah pulau yang angker bernama Pulau Batuan. Kata seorang nelayan, orang yang pergi ke pulau tersebut akan sulit untuk selamat saat kembali pulang. Akan tetapi, pernah ada seseorang yang selamat dari pulau yang mengerikan itu. Orang itu adalah Tuk Bayan Tula. Seketika itu ia ingin bertemu dengan orang tersebut.
Ikal berkeinginan membuat sebuah perahu untuk digunakannya menuju Pulau Batuan. Orang – orang di kampung meremehkan niat besarnya itu. Tiba – tiba saat ia sedang sendiri di tepi pantai ia mendengar suara yang membesarkan hatinya. Ternyata suara itu adalah Lintang. Semenjak saat itu Ikal bertemu dengan anggota Laskar Pelangi. Beruntungnya lagi, dia bertemu dengan Mahar yang ternyata sahabat kecilnya tersebut kenal dengan Tuk Bayan Tula. Sehingga, dari Mahar inilah dia dapat bertemu dengan Tuk Bayan Tula untuk mendapatkan petuah – petuah agar bisa selamat sampai Pulau Batuan hingga kembali pulang ke Belitung. 
Ikal bekerja keras membuat perahu itu. Lintang dengan kecerdasannya membantu membuat skema perahu dan memperkirakan ukuran – ukuran kayu yang dibutuhkan sampai sedetail – detailnya. Saat perahu masih belum selesai dan kayu seruknya telah habis, tak ada seorangpun yang menjual kayu seruk padanya. Mereka takut akan larangan menjual kayu seruk. Atas petunjuk misterius dari Mahar, ia menemukan kayu yang dimaksud di dasar Sungai Linggang. Di dasar Sungai Linggang itu terdapat perahu lanun yang karam. Perahu tersebut terbuat dari papan kayu seruk. Papan – papan kayu seruk tersebut yang nantinya akan Ikal ambil untuk digunakan membuat perahu. Akan tetapi, perahu tersebut sulit diangkat dari dasar sungai karena telah seratus tahun berada di sana sehingga lekat dengan lumpur. Lintang dengan kecerdasannya memberikan solusi pada Ikal untuk menyiapkan beberapa drum yang nantinya akan mampu untuk mengangkat perahu tersebut dari dasar sungai. Berkat teori Lintang tersebut perahu tersebut dapat terangkat dari dasar sungai.
Sekarang, perahu yang dibuat Ikal telah selesai. Ikal siap untuk berlayar menuju Pulau Batuan. Ikal akan berlayar bersama Mahar, Chung Fa, dan Kalimut. Mereka kemudian bertemu dengan Tuk Bayan Tula dan Dayang Kaw. Dari situ kemudian mereka pergi ke Pulau Batuan. Mereka bertemu dengan Tambok. Di Pulau Batuan itu mereka diminta untuk menyerahkan apa yang telah mereka siapkan, cari apa yang ingin mereka cari, dan tidak lebih dari tiga hari. Akhirnya selama waktu yang ada tersebut mereka menemukan A Ling dan kembali ke Belitung dengan Selamat.
Sesampainya di Belitung Ikal dipaksa oleh Ketua Karmun untuk pergi ke dokter gigi. Ia memaksa Ikal di depan A Ling agar Ikal tak enak apabila menolak bujukan Ketua Karmun. Semenjak Dokter Diaz yang merupakan seorang dokter gigi itu ada di kampungnya, dokter itu tak pernah mendapatkan pasien. Padahal Ketua Karmun telah bersusah payah mendatangkannya untuk mengobati warga di kampung. Setelah dibujuk akhirnya Ikal bersedia untuk datang ke dokter gigi itu. Akhirnya, setelah peristiwa itu warga yang lain satu per satu bersedia untuk datang berobat ke dokter gigi. Beberapa waktu kemudian Ikal meminta izin pada ayahnya untuk meminang A Ling yang sangat dicintainya. Akan tetapi, ternyata sang ayah tidak mengizinkannya untuk meminang A Ling.

0 comments:

Post a Comment