ANALISIS
UNSUR TEMA
PADA
NOVEL KARYA ANDREA HIRATA
Oleh :
-
One
Kusnawati Yuanda (16201241053)
-
Dian Lauis Devita Zendi (16201241056)
-
Zainab
Qurrata A’yunin (16201241060)
Pendididkan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta
I.
PENDAHULUAN
Setiap
karya sastra merupakan perwujudan dari suatu pesan atau makna yang ingin di
sampaikan oleh penulis kepada pembacanya. Diantara macam karya sastra yang ada,
novel adalah salah satunya. Setiap pembaca tidak hanya sekedar membaca novel
tersebut dan ikut merasakan kisah yang diciptakan oleh penulisnya. Akan tetapi,
pembaca pasti akan mempertanyakan tentang pesan atau makna yang ingin
disampaikan oleh penulis kepada pembaca melalui novel tersebut. Pesan yang ada
di dalam sebuah novel dapat disampaikan secara tertulis dan tersirat. Oleh
karena itu, dalam memahami suatu makna pada cerita yang disajikan dalam sebuah
novel, dibutuhkan adanya suatu penafsiran pada unsur yang membangun suatu
cerita.
Salah
satu unsur terpenting pada sebuah karya sastra yaitu tema. Tema merupakan hal
pertama yang ditentukan seorang penulis dalam menciptakan sebuah cerita. Tanpa
adanya tema, sebuah cerita akan mengalami ketidakjelasan alur cerita. Tentunya
dengan alur yang tidak jelas akan menimbulkan tidak sampainya makna pokok yang
ingin penulis sampaikan kepada pembacanya.
Di
dalam makalah ini, akan dibahas mengenai tema dalam lima novel karya Andrea
Hirata. Dari keempat novel yang akan dibahas merupakan novel tetralogi dari
karya Andrea Hirata. Kelima novel tersebut ialah ; Laskar Pelangi, Sang
Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, dan Ayah.
II.
LANDASAN
TEORI
A. Pengertian
Tema
Tema
adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi ciptaan
karya sastra. Tema juga sering diidentikkan dengan “sesuatu” yang ada di dalam
cerita itu, entah itu disebut “arti yang tersembunyi”, gagasan tertentu, atau
yang lainnya, yang cerita itu sendiri hanalah ilustrasinya. Secara
sederhanandapat dikatakan bahwa tema adalah arti cerita; tema adalah arti
penyiaran cerita; tema mungkin menjadi arti penemuan cerita.
Sebagai
sebuah karya imajinatif, tema dapat diungkapkan melalui dialog tokoh-tokohnya,
melalui konflik-konflik yang dibangun, atau melalui komentar secara tidak
langsung. Oleh karena itu, tema yang baik pada hakikatnya adalah tema yang
tidak diungkapkan secara langsung dan jelas.
Dalam
menentukan tema pada sebuah karya fiksi, pembaca harus menyimpulkan dari
keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita.
Walaupun tema sulit untuk ditentukan, tetapi tema bukanlah makna yang terlalu
“disembunyikan”, tetapi belum tentu juga dikemukakan secara eksplisit. Tema
merupakan makna keseluruhan yang didukung cerita, dengan sendirinya ia akan
“tersembunyi” di balik cerita yang mendukungnya.
B. Penggolongan
Tema
1.
Tema Tradisional dan
Nontradisional
Meredith
& Fitzgerald berpendapat bahwa tema tradisional dimaksudkan sebagai tema
yang menunjuk pada tema yang hanya “itu-itu” saja, dalam arti jtema itu telah
lama dipergunakan dan dapat ditemukan dalam berbagai cerita, termasuk cerita
lama. Tema tradisional memiliki banya variasi. Walau banyak variasinya,
tema-tema tradisional boleh dikatakan selalu ada kaitannya dengan masalah
kebenaran dan kejahatan (melalui Nurgiyantoro 2013:126)
Selain
hal-hal yang bernuansa tradisional, tema sebuah karya mungkin saja mengangkat
sesuatu yang tidak lazim, yaitu mengangkat tema nontradisional. Tema
nontradisional merupakan tema yang tidak sesuai dengan harapan pembaca.
Berhadapan dengan cerita fiksi, pada umumnya orang mengharapkan akhir cerita
yang baik. Namun, di dalam tema nontradisional, akhir cerita yang disajikan
berjalan melawan arus dari pikiran pembaca atau tidak sesuai dengan harapan
pembaca.
2.
Menurut Shipley terdapat
lima tingkatan tema
Dalam Dictionary of World Literature,
Shipley mengartikan tema sebagai subjek wacana, topik umum, atau masalah utama yang
dituangkan ke dalam cerita. Shipley membedakan tema –tema karya sastra ke dalam
lima tingkatan yaitu :
Pertama,
tema tingkat fisik, manusia sebagai (atau :dalam tingakat kejiwaan) molekul, man as molecule. Tema pada tingkat fisik
lebih banyak menunjukan mobilitas fisik daripada kejiwaan.
Kedua,
tema tingkat organik, manusia sebagai (atau : dalam tingkat kejiwaan)
protoplasma, man as protoplasm. Pada
tingkat ini lebih banyak menyangkut mengenai masalah seksualitas. Berbagai
persoalan kehidupan seksual mendapat penekanan pada tingkat ini.
Ketiga,
tema tingkat sosial, manusia sebagai makhluk sosial, man as socius. Kehidupan bermasyarakat tempat manusia berinteraksi
dengan sesama manusia dan lingkungan banyak memunculkan berbagai masalah
sosial. Masalah tersebut antara lain
berupa masalah ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kebudayaan, perjuangan,
cinta kasih antarsesama, propaganda, hubungan atasan-bawahan, dan berbagai
masalah dan hubungan sosial lainnya yang biasanya muncul dalam karya yang
berwujud kritik sosial.
Keempat,
tema tingkat egois, manusia sebagai individu, man as individualism. Manusia
sebagai makhluk individu banyak memunyai permasalahan dan konflik. Masalah
individualitas tersebut antara lain berupa masalah egositas, martabat, harga diri,
atau sifat dan sikap tertentu manusia lainnya yang pada umumnya bersifat batin
dan dirasakan oleh yang bersangkutan. Masalah individualitas dapat menunjukan
jati diri, citra diri, atau sosok kepribadian seseorang.
Kelima,
tema tingkat divine, manusia sebagai
makhluk tingkat tinggi. Masalah yang menonjol dalam tema tingkat divine adalah
masalah manusia dengan Sang Pencipta, religiositas, atau berbagai masalah yang
bersifat filosofis lainnya seperti pandangan hidup,visi, dan keyakinan (melalui
Nurgiyantoro 2013:130-133).
3.
Tema Utama dan Tema
Tambahan
Makna cerita dalam sebuah karya fiksi
dapat diambil lebih dari satu interpretasi. Hal ini menyebabkan tidak mudahnya
kita dalam menentukan tema mayor (artinya: makna pokok cerita yang menjadi
dasar atau gagasan dasar umum karya itu). Menentukan tema pokok sebuah cerita
pada hakikatnya merupakan aktivitas mengidentifikasi, memilih,
mempertimbangkan, dan menilai, di antara sejumlah makna yang ditafsirkan ada
dikandung oleh karya yang bersangkutan.
Makna pokok cerita tersirat dalam
sebagian besar, untuk tidak dikatakan dalam keseluruhan, cerita, bukan makna
yang hanya terdapat pada bagian – bagian tertentu cerita dapat diidentifikasi
sebagai makna bagian, makna tambahan. Makna – makna tambahan ini yang disebut
sebagai tema –tema tambahan, atau tema minor. Banyak sedikitnya tema minor
tergantung banyak sedikitnya makna tambahan yang dapat ditafsirkan dari sebuah
cerita novel.
Makna pokok cerita bersifat merangkum
berbagai makna khusus, makna – makna tambahan itu bersifat mendukung dan atau
mencerminkan makna utama keseluruhan cerita. Makna – makna tambahan itu
bersifat mempertegas eksistensi makna utama atau tema mayor.
C. Penafsiran
Tema
Dalam
usaha menemukan dan menafsirkan tema sebuah novel, secara lebih khusus dan
rinci, Stanton mengemukakan adanya sejumlah kriteria.
Penafsiran
sebuah tema sebuah novel hendaknya mempertimbangkan tiap detil cerita yang
menonjol. Kesulitan yang mungkin dihadapi adalah dalam hal menemukan dan atau
menentukan ddetil-detil yang menonjol tersebut.
Tokoh-masalah-konflik merupakan tempat yang paling strategis untuk
mengungkapkan tema utama sebuah novel.
Penafsiran
tema sebuah novel hendaknya tidak bersifat bertentangan dengan tiap detil
cerita. Pada penafsiran sebuah novel hendaknya juga tidak mendasarkan pada diri
pada bukti-bukti yang tidak dinyatakan baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam novel yang bersangkutan. Tema cerita tidak dapat ditafsirkan
hanya berdasarkan perkiraan sesuatu yang dibayangkan ada dalam cerita, atau
informasi lain yang kurang dapat dipercaya. Penafsiran tema pada sebuah novel
hendaknya mendasarkan diri pada bukti-bukti yang secara langsung ada dan atau
yang disarankan pada cerita. Penunjukan tema pada sebuah cerita haruslah dapat
dibuktikan dengan data-data atau detil-detil cerita yang terdapat dalam cerita
itu, baik yang berupa bukti langsung maupun tidak langsung (melalui
Nurgiyantoro 2013:139-140).
III.
HASIL KAJIAN TEMA
A.
Hasil
Kajian
Dari hasil analisi kelima novel karya Andrea
Hirata dapat diambil
beberapa tema yang terdapat didalamnya.Hanya terdapat dua novel yang memiliki
tema nontradisional.Dan kelima novel karya Andrea Hirata lebih condong memiliki
tema sosial jika tema berdasarkan tingkat kejiwaannya.Kemudian tentu saja
kelimanya memiliki tema tambahan serta tema utama.
No |
Judul Buku |
Tema Dikotomis |
Tema Menurut Tingkat
Kejiwaan |
Tema Minor |
Tema Mayor |
1 |
Laskar Pelangi |
Tema Tradisional : diakhir cerita memperlihatkan
anggota Laskar Pelangi yang telah mapan |
a. Tema Tingkat Sosial : memperlihatkan hubungan
persahaban, kisah cinta, dan hubungan antara guru dengan murid |
(1) Kegelisahan dalam penantian |
Perjuangan meraih pendidikan |
2 |
Sang Pemimpi |
Tema Tradisional : novel ini berakhir dengan
lolosnya Ikal dan Arai mendapat beasiswa ke Perguruan Tinggi di Sorbonne,
Prancis. |
a. Tema Tingkat Sosial : memperlihatkan hubungan
persahabatan yang erat tiga tokoh utama. |
(1) Kuatnya persahabatan |
Semangat meraih mimpi |
3 |
Edensor |
Tema Tradisioal : novel ini berakhir dengan lolosnya
Ikal dan Arai mendapat beasiswa ke Perguruan Tinggi di Sorbonne, Prancis. |
a. Tema Tingkat Sosial : memperlihatkan hubungan
persahabatan yang erat tiga tokoh utama. |
(1) Seorang peimpin
yang teladan |
Kesengguhan
dalam bertindak |
4 |
Maryamah Karpov |
Tema Non Tradisional : setelah banyak perjuangan
yang dilakukan Ikal untuk menemukan A Ling tapi mereka tidak dapat bersatu. |
a. Tema Tingkat Sosial : memperlihatkan kehidupan
masyarakat Belitong |
(1) Kesetiaan cinta |
Perjuangan cinta seseorang |
5 |
Ayah |
Tema Non Tradisional : setelah bertemu anaknya
Sabari pun meninggal dunia |
a. Tema Tingkat Sosial : memperllihatkan kehidupan
percintaan Marlena, dan hubungannya dengan Sabari |
(1) Perjuangan cinta yang bertepuk sebelah tangan |
Kasih sayang seorang Ayah |
B.
Pembahasan
1.
Laskar Pelangi
· Tema
Minor :
(1) Kegelisahan
dalam penantian : Bu Mus
menanti dengan penuh harap akan datangnya murid kesepuluh SD Muhammadiyah.
Jika, tidak genap sepuluh, sekolah itu akan di tutup. Sampai akhirnya,
kegelisahan semua terjawab dengan datangnya Harun, seorang anak yang memiliki
keterbelakangan mental. Datangnya Harun menyelamatkan semuanya. Kesembilan
temannya akhirnya bisa terus bersekolah dan SD Muhammadiyah tidak di tutup.
(2) Kegigihan
dalam mencari ilmu : Meskipun anak-anak Laskar Pelangi memiliki keterbelakangan
dalam ekonomi, mereka memiliki semangat untuk bersekolah. Bahkan, Lintang pun
harus menempuh jarak 80 km untuk pulang-pergi ke sekolah. Mereka sungguh tidak
mengenal rasa putus asa.
(3) Persahabatan
yang tulus : Kesepuluh anak laskar
pelangi memiliki kepedulian satu sama lain. Tolong-menolong dan kasih-mengasihi
sA Ling mereka berikan. Seperti saat adanya karnaval, mereka dengan kompak
bersemangat ingin memenangkan lomba itu. Walaupun mereka kegatalan karena buah
yang mereka kenakan sebagai kalung, pada akhirnya berkat kekompakan mereka,
mereka berhasil memenangkan lomba tersebut.
(4) Cinta
pertama : Ikal yang diberi tugas Bu Muslimah untuk membeli kapur bersama
Syahdan awalnya merasa keberatan. Akan tetapi, setelah ia sampai di toko tempat
membeli kapur tersebut, Ikal merasa sangat bahagia. Bahagianya Ikal karena ia
melihat kuku-kuku indah menjulur keluar memberikan kapur pesanan Ikal. Sejak
saat itulah Ikal jatuh cinta kepada pemilik kuku-kuku indah tersebut. A Ling,
gadis hokian yang menjadi cinta pertamanya.
(5) Kegilaan
pada hal-hal mistis : Mahar selain cerdas dalam bidang seni, ia juga terkenal
sebagai orang yang suka membual. Mahar menyukai mitos, tahayul, dan hal-hal
mistis lainnya. Kegilaannya pada hal-hal semacam itu telah sampai pada tahap
tak wajar. Ia membuat komunitas yang kegiatannya hanya seputar hal-hal gaib.
(6) Perjuangan
mewujudkan mimpi : Setelah beberapa tahun, anak laskar pelangi beranjak dewasa.
Perjuangan mereka saat di SD Muhammadiyah itu tidak sia-sia. Mereka berhasil
membawa diri mereka pada keberhasilan. Ikal bahkan menempuh pendidikan di
Paris, sedangkan Mahar dan teman lainnya menjadi seseorang yang membanggakan
Belitong.
(7)
Mimpi yang terhenti :
Lama Lintang tidak masuk sekolah membuat sahabat-sahabatnya beserta Bu Muslimah
khawatir. Setelah lama mengkhawatirkan Lintang yang tak ada kabar, tiba-tiba
datanglah Lintang ke sekolah tersebut. Lintang disambut dengan riang gembira
oleh seluruh sahabatnya. Akan tetapi, saat itu Lintang membawa kabar buruk
untuk mereka. Ayah Lintang telah meninggal dunia, dengan berat hati Lintang
harus menggantikan ayahnya sebagai pencari nafkah keluarga. Pergantian tugas tersebut
membuat Lintang harus mengubur mimpinya untuk sekolah. Ia, Lintang, sang jenius
harus rela berhenti sekolah dan fokus bekerja mencari nafkah.
· Tema
Mayor :
Dari ke-tujuh tema minor
diatas terdapat tema mayor yang dapat diambil yakni, “Perjuangan Meraih
Pendidikan”. Diambilnya tema tersebut karena cerita dalam novel “Laskar
Pelangi” dominan tentang perjuangan anak-anak dalam memperoleh pendidikan dan
memperlihatkan perkembangan mereka selama sekolah di SD Muhammadiyah Belitong.
· Termasuk
Tema Tradisional, karena diakhir cerita diperlihatkan anggota Laskar Pelangi
yang telah berkehidupan mapan dan memiliki pekerjaan yang beragam serta
membanggakan.
· Termasuk
Tema Tingkat Sosial, karena dalam novel ini menceritakan tentang persahaban,
hubungan antar murid dan guru, serta sedikit menyenggol masalah cinta pertama.
· Termasuk
Tema Tingkat Fisik, karena seluruh cerita memperlihatkan tentang aktivitas
anggota Laskar Pelangi secara nyata dan tidak dominan unsur kejiwaannya.
2.
Sang Pemimpi
· Tema
Minor :
(1) Kuatnya
persahabatan : Ketiga pemimpi yakni, Arai, Ikal, dan Jimbron memiliki ikatan
persahabatan yang tak
(2) Kesetiaan
cinta : Begitu cintanya Arai kepada Zakiah Nurmala hingga berbagai cara untuk
membuat gadis itu tersenyum ia telah lakukan. Hingga lulus SMA pun Arai tetap
menjadikan sosok Zakiah Nurmala sebagai gadis pujaannya.
(3) Masa-masa
remaja : Perjalanan meraih mimpi ketiganya tidak selalu berjalan lurus-lurus
saja alias benar-benar saja. Ikal, Arai, dan Jimbron juga seorang laki-laki
yang sedang dalam masa pubertas. Ketiganya sempat berencana untuk menonton film
dewasa disalah satu tempat di dekat tempat tinggal mereka. Akhirnya mereka
berhasil menonton film tersebut dengan menyamar. Akan tetapi, tetap saja mereka
bertiga ketahuan oleh guru SMA nya dan mendapat hukuman pA Ling memalukan
sepanjang hidup mereka.
(4) Perjuangan
hidup : Agar kehidupan mereka yang jauh dari rumah orang tua dapat terpenuhi
dengan baik, ketiganya memutuskan untuk bekerja paruh. Berbagai rintangan hidup
telah mereka lewati dengan berbagai
jalan yang mereka lalui. Hidup bertiga dengan tekad dan semangat yang tak padam
meraih mimpi.
(5) Kasih
sayang orang tua : Dengan bangga ayah Ikal selalu mengenakan baju safari empat
sakunya untuk menghadiri acara pembagian raport Ikal dan Arai. Pria paruh baya
tersebut dengan riangnya mengayuh sepedanya dari rumah ke SMA Ikal yang
jaraknya sangat jauh. Demi mengambil raport anak-anak kebanggaannya yang pasti
selalu berada di garda depan. Ayah yang selalu diam tapi memiliki sejuta kasih
sayang yang tak terduga cara penyampaiannya.
(6) Semangat
meraih mimpi : Melalui gurunya di SMA yang selalu membacakan puisi berbahasa
Prancis dan menyebutkan keindahan-keindahan negara tersebut tercetuslah
keinginan untuk bersekolah disana. Mimpi yang selalu mereka pegang sebagai
tujuan hidup yang telah mereka lalui dengan kerja keras. Meski sempat merasa
putus asa tapi semagat kembali membara dan akhirnya mimpi itu tercapai.
· Tema
Mayor :
Dari ke-enam tema minor
diatas terdapat tema mayor yang dapat diambil dari novel “Sang Pemimpi” yakni,
“Semangat meraih mimpi”. Kisah yang selalu disampaikan dalam novel “Sang
Pemimpi” selalu menyangkut pautkan tentang mimpi-mimpi ketiga tokoh utama dan
hal-hal yang telah mereka lalui untuk meraih mimpi tersebut.
· Termasuk
Tema Tradisional, karena dalam akhir novel “Sang Pemimpi” diceritakan bahwa
Ikal dan Arai berhasil lolos beasiswa S2 di salah satu Perguruan Tinggi di
Sorbonne, Prancis.
· Termasuk
Tema Tingkat Sosial, karena memperlihatkan persahabatan yang erat antara ketiga
tokoh. Kemudian juga hubungan ketiga tokoh dengan masyarakat disekitar mereka.
· Termasuk
Tema Tingkat Fisik, karena dalam novel “Sang Pemimpi” lebih menonjolkan hal-hal
yang dilalui tokoh-tokohnya dalam melalui jalan hidup yang keras.
3.
Edensor
· Tema
Minor :
(1) Kesetiaan cinta : Meskipun telah jauh dari Belitong
dengan tinggal di Sorbonne, Prancis, Ikal dan Arai tetap teguh mencintai gadis
yang sama. Arai tetap menjadikan Zakiah Nurmala gadis pujaannya. Sedangkan
Ikal, meskipun ia pernah menjalin kasih dengan Katya gadis dambaan kebanyakan
pria di kampus, hatinya tetap saja untuk A Ling. Bahkan Ikal mencari keberadaan
A Ling di Eropa.
(2) Perjuangan
mempertahankan hidup : Ketika terjadi kesalah pahaman dengan pemilik flat di
Belanda, Arai dan Ikal terpaksa menghabiskan malam diluar. Padahal saat itu
udara terasa dingin hingga menusuk tulang. Ikal yang perlahan menjadi tak
berdaya merasa bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Akan tetapi, Arai dengan
segudang akal menimbuni Ikal dengan daun-daun busuk guna menghangatkan kembali
tubuh Ikal. Akhirnya Ikal pun merasa lebih baik dari sebelumnya. Trik tersebut
didapatkan Arai dari buku sejarah yang menceritakan cara tentara Prusia
bertahan di musim salju.
(3) Kesetiaan
antar saudara : Ketika Arai menghilang dan tidak kembali ke apartemen mereka,
Ikal pun merasa cemas. Ia
mencoba mencari keberadaan Arai, namun tidak ketemu. Ikal panik dan terus mencari
Arai.
(4) Nyali
yang tangguh : Ikal dan Arai merealisasikan rencananya mengelilingi Eropa.
Bermodalkan tekad mereka memulai perjalanannya. Banyak sekali pengalaman dan
pembelajaran yang mereka dapatkan dari perjalanan tersebut.
· Tema
Mayor :
Dari ke-empat tema minor diatas terdapat tema mayornya yakni, “Kesungguhan
dalam Bertindak”. Diambilnya tema termaksud karena Ikal dan Arai selalu
melakukan sesuatu dengan kesungguhan yang kuat tidak pernah setengah-setengah.
· Termasuk
Tema Tradisional, karena dalam akhir cerita novel “Edensor” dikatakan bahwa
Ikal telah menemukan desa Edensor yang selama ini ia kagumi. Sesuai dengan
judul novelnya, novel ini memiliki akhir seperti itu.
· Termasuk
Tema Tingkat Sosial, karena dalam novel ini mengisahkan kehidupan menempuh
pendidikan di Sorbonne, persahabatan, kisah cinta, dan hubungan antar tokoh
utama dengan tokoh yang memiliki jabatan lebih tinggi darinya.
· Termasuk
Tema Tingkat Fisik, karena dalam novel ini lebih memperlihatkan cerita-cerita
yang menonjolkan fisik daripada unsur kejiwaannya.
4. Maryamah Karpov
· Tema Minor
(1) Seorang pemimpin yang
teladan : Ketua Karmun sebagai pemimpin kampung yang sangat peduli pada kampung
dan warganya. Ia berusaha memberikan pelayanan yang terbaik di kampungnya
dengan mendatangkan seorang dokter gigi, membujuk warganya agar mau datang ke dokter
gigi saat sakit. Pernah juga ia sampai memboncengkan salah satu warganya untuk
membawanya ke dokter gigi.
(2) Kesetiaan dalam
persahabatan : Saat Ikal berencana membuat kapal banyak orang yang
meremehkannya. Akan tetapi, di saat seperti itu, sahabatnya pun datang
membesarkan hatinya. Mereka adalah Lintang dan Mahar yang selalu setia
memberikan dukungan dan bantuan dalam proses pembuatan kapal dan petualangannya
mencari A Ling.
(3) Keberanian menghadapi
rintangan : Keberanian Ikal berlayar sampai ke Pulau Batuan hanya untuk mencari
A Ling. Padahal, berlayar menuju Pulau Batuan tidaklah mudah. Ikal harus
berhadapan dengan ombak dan badai besar serta para kaum lanun (bajak laut).
(4) Kekhawatiran seorang ibu
: Saat Ikal belum juga bekerja sesaat setelah kepulangannya dari Paris.
Kemudian, dia malah berencana akan pergi ke Pulau Batuan, pulau yang dianggap
berbahaya itu hanya sekedar untuk mencari A Ling.
· Tema Mayor :
Dari ke-empat tema minor
diatas terdapat tema mayor dalam novel “Maryamah Karpov” yakni,
“Perjuangan
Cinta Seseorang”.
Ikal melakukan apa saja demi dapat bertemu dengan A Ling yang ia
rasa gadis yang ia cintainya tersebut saat itu berada di Pulau Batuan.
Perjuangan tersebut terlihat mulai dari pembuatan kapal, bertemu dengan orang –
orang yang sempat mematahkan mentalnya, menghadapi ombak dan badai di laut,
sampai akhirnya ia dapat bertemu A Ling di Pulau Batuan
· Termasuk
Tema
Nontradisional : Akhir dari kisah tersebut
tidak sesuai dengan harapan pembaca. Harapan pembaca setelah Ikal menemukan A
Ling, mereka akan menikah. Akan tetapi, dalam cerita tersebut pernikahan antara
Ikal dan A Ling tidak terjadi karena ayah Ikal tidak mengizinkan Ikal untuk
menikah dengan A Ling.
· Termasuk
Tema Fisik : Aktivitas fisik tersebut
ditunjukan saat ia bekerja keras di tambang timah, membuat perahu dan
petualangannya mencari A Ling.
· Termasuk
Tema Sosial :
Menceritakan kehidupan orang – orang Belitong
mulai dari para nelayan, pemimpin kampung, dokter yang mengabdi di Belitong.
5.
Ayah
·
Tema Minor :
(1)
Perjuangan cinta yang
bertepuk sebelah tangan : Marlena
tetap saja tidak jatuh cinta pada Sabari setelah banyak usaha yang telah Sabari
lakukan. Setelah kejadian pemberian pensil dari Marlena, Sabari benar -benar mencintai wanita
itu. Apapun yang sekiranya disukai oleh Marlena, dengan tulus ia lakukan demi
wanita yang ia kagumi itu. Meskipun puisi-puisi Sabari ditolak oleh Marlena,
Sabari tetap mencintai Marlena. Sampai-sampai Sabari bekerja di perusahaan
Batako ayah Lena untuk mendekati wanita itu.
(2)
Ketulusan dalam mencintai : Sabari tidak mempedulikan penilaian buruk
masyarakat terhadap wanita yang ia cintai itu. Ia sendiri pun tahu tentang
kebiasaan bergonta-ganti pasangan yang dimiliki Lena. Namun, tetap saja,
laki-laki itu dengan setia terus mencintai Marlena. Sabari bahkan mau menikahi
Marlena yang mengalami “kecelakaan” di dalam pergaulannya. Tak hanya menikahi
saja, tetapi Sabari pun merawat dengan baik anak hasil pergaulan Lena dengan
entah siapa orangnya. Ia begitu menyayangi dan mencintai Zorro dengan ketulusan
dan keikhlasan.
(3)
Ketidak-puasan:
Setelah bercerai dari Sabari, Marlena sering sekali kawin cerai dengan beberapa
pria.
(4)
Kehilangan yang dikasihi
: Setelah perceraiannya dengan Marlena, Sabari merasakan kehilangan yang
mendalam. Tidak seperti mantan istrinya yang terus bergonta-ganti pasangan,
Sabari merasakan putus asa. Sampai-sampai ia pun perlahan kehilangan
kesadarannya.
(5)
Menanti sebuah pertemuan:
Betapa bahagianya Sabari bertemu dengan kedua orang yang ia harapkan
kedatangannya setelah bertahun – tahun tidak bertemu, terutama pertemuannya
dengan Zorro yang selalu ia nantikan.
(6)
Kepedulian dalam sebuah
persahabatan : Melihat kondisi sahabatnya yang semakin memprihatinkan, Tamat
dan Ukun rela mencari Marlena dan Zorro di Pulau Sumatera. Sampai akhirnya
mereka berdua berhasil mempertemukan Sabari dengan yang dinanti.
(7)
Kasih
sayang seorang ayah : Meskipun Sabari bukanlah ayah kandung Zorro, namun ia
sangat menyangi anaknya itu. Saking sayangnya ia terhadap Zorro, ia hampir gila
karena Zorro dibawa pergi oleh Marlena.
·
Tema mayor
dari Novel Ayah mengenai “Kasih Sayang Seorang Ayah”. Kasih sayang yang Sabari
berikan kepadaa Zorro sangatlah tulus tanpa cela. Meskipun
Sabari bukanlah ayah kandung Zorro, namun ia sangat menyangi anaknya itu.
Saking sayangnya ia terhadap Zorro, ia hampir gila karena Zorro dibawa pergi
oleh Marlena.
·
Tema
Nontradisional : dalam Novel Ayah diperlihatkan mengenai tokoh utama yang
ketika itu sempat bertemu lagi dengan anaknya akan tetapi beberapa waktu
kemudian tokoh utama tersebut meninggal dunia.
·
Tema
tingkat sosial : menceritakan mengenai orang yang senang berganti – ganti
pasangan, mengenai hubungan antara Marlena dengan ayahnya yang merenggang,
Sabari yang sempat kehilangan harta dan keluarganya.
·
Tema
tingkat egois : pada tingkat ini ditunjukan saat sabari menjadi gila saat Zorro
diambil paksa oleh Marlena. Ia menjadi tidak peduli dengan dirinya sendiri dan
orang lain. Saat itu dia hanya ingin Zorro berada di dekatnya.
IV.
KESIMPULAN
Dari
pengakajian mengenai tema dalam
novel Andrea Hirata yang telah dianalisis, dapat disimpulkan
bahwa tema merupakan patokan pengarang dalam mengembangkan cerita. Tema dapat
digolongkan berdasarkan penggolongan secara dikotomis, tingkat pengalaman jiwa,
utama, dan tambahan. Kemudian dengan ditemukannya tema dalam sebuah novel
akan membuat kita sebagai pembaca tidak buta arah dengan jalan cerita dan makna
yang ingin penulis sampaikan.
Dari kelima novel karya Andrea Hirata memiliki tema
yang senada dan makna yang ingin disampaikan tidak jauh beda dari karya-karya
sebelumnya. Dengan pemilihan kata yang tepat dan mudah untuk dipahami, pembaca
akan mampu mengetahui makna yang terkandung secara tepat.
Daftar Pustaka
Nurgiyantoro, Burhan.
2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
UGM Press.
Fananic, Zainuddin. 2002.
Telaah Sastra. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Pujiharto. 2012. Pengantar Teori Fiksi. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Sumber data buku yang dikaji:
Hirata, Andrea. 2008. Laskar Pelangi. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
Hirata, Andrea. 2017. Sang Pemimpi. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
Hirata, Andrea. 2017. Edensor. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
Hirata,Andrea.2008. Maryamah Karpov. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
Hirata,Andrea.2015. Ayah. Yogyakarta : PT Bentang Pustaka
Lampiran
Laskar Pelangi
Berawal
dari sebuah daerah di Belitong. Awal kisah persahabatan serta perjuangan
anak-anak dalam meraih pendidikan di SD Muhammadiyah yang terancam ditutup jika
tidak memiliki sepuluh murid tahun itu. Pak Harfan sebagai kepala sekolah dan
Bu Muslimah menunggu anak-anak dambaan mereka untuk datang pagi itu di SD
Muhammadiyah. Perlahan satu per-satu anak mulai berdatangan bersama orang tua
mereka. Sembilan murid, masih kurang satu untuk memastikan agar sekolahan tidak
ditutup. Kesembilan murid tersebut yakni, Ikal, Lintang, Sahara, A Kiong, Syahdan,
Kucai, Borek, Trapani, dan Mahar dilanda kegelisahan yang amat tak menentu
menunggu penyelamat mimpi mereka untuk bersekolah. Sangat menyedihkan jika
mimpi mereka untuk memeroleh pendidikan harus kandas karena ditutupnya sekolah
tersebut. Terlebih karena kesembilan anak tersebut berasal dari keluarga yang
tidak mampu, maka SD Muhammadiyah adalah satu-satunya sekolah harapan mereka.
Ditengah
kegelisahan yang tak menentu tiba-tiba datanglah seorang laki-laki mendekat
menuju sekolah tersebut. Harun, seorang yang keterbelakangan mental. Ia sosok
pahlawan penyelamat mimpi ke sembilan temannya termasuk penyelamat SD
Muhammadiyah dari ancaman ditutup.
Lengkap sudah keluarga baru SD Muhammadiyah itu. Cerita seru yang tak
terbayangkan dimulai telah dimulai. Kisah ke sepuluh anak tersebut tidak hanya
perihal pendidikan mereka di SD Muhammadiyah saja, namun kisah mereka lebih
didominasi tentang kisah pengalaman hidup yang sangat memberi pelajaran bagi
kita semua.
Bu
Muslimah selaku guru di SD Muhammadiyah memiliki tradisi yang unik dalam
memasangkan teman sebangku murid-muridnya itu. Biasanya Bu Muslimah akan
memasangkan muridnya berdasarkan kemiripan yang dimiliki keduanya, contohnya
Ikal dan Lintang. Mereka berdua disandingkan untuk menjadi teman sebangku
karena sama-sama memiliki rambut keriting. Kemudian Trapani dan Mahar karena
keduanya sama-sama berwajah tampan, dan begitulah seterusnya. Kemudian
ditunjuknyalah Kucai sebagai ketua kelas yang awalnya ditentang olehnya.
Kesepuluh
anak tersebut menjadi sangat akrab, banyak hal yang telah mereka lalui bersama
sehingga hal itu membuat mereka seperti sebuah keluarga. Akhirnya
tercetuslah “ Laskar Pelangi “ sebuah
pengikat persahabatan mereka yang mewakili diri mereka yang berbeda-beda rupa,
hobi, kelebihan, namun tetap bersama dan bersatu. Ke sepuluh anak laskar
pelangi memiliki kelebihan yang berbeda-beda dan tentu saja kelebihan yang
dimiliki satu orang tidak menjadikan yang lain minder. Akan tetapi, kelebihan yang
dimiliki satu orang membuat lainnya menjadi bersemangat untuk menjadi lebih
maju. Dan tentu saja yang memiliki kelebihan tidak menjadi sombong, namun
berusaha mendorong temannya menjadi lebih baik. Begitulah mereka selalu
tolong-menolong.
Lintang
dikarunia kelebihan sebagai seorang jenius angka, tapi tidak hanya itu ia
memiliki pemikiran diluar anak-anak lainnya. Bu Muslimah senang sekali, ia
seperti menemukan harta karun yang selama bertahun-tahun ia cari. Lintang,
pejuang pendidikan hingga mempertaruhkan nyawanya dihadang buaya sambil
mengayuh sepedanya 80 km pulang pergi dari rumah ke sekolahnya.
Tidak
hanya Lintang, Mahar juga menjadi tokoh penting kemajuan SD Muhammadiyah.
Namun, Mahar memiliki kelebihan yang berlainan dari Lintang. Mahar memiliki
bakat dalam hal seni. Dialah sosok yang mampu mengantarkan kemenangan SD
Muhammadiyah dalam perlombaan di karnaval. Mereka menari seperti orang
kesetanan dikarenakan kalung yang mereka kenakan dari buah yang langkah dan
hanya ada di Balitong, merupakan tanaman yang membuat seluruh badan gatal.
Itulah sepenggal kejadian menarik dalam karnaval tersebut.
Selain
kisah-kisah yang membangun hidup terselip juga kisah cinta pertama Ikal yang
manis menggelikan. A Ling, gadis dengan kuku-kuku indah yang menjadi cinta
pertama Ikal. Dan Syahdan, teman yang selalu bersama Ikal ketika hendak menemui
A Ling dengan motif membeli kapur. Kisah cinta itu harus berakhir lantaran A
Ling hendak pindah untuk menemani bibinya yang tinggal sendirian.
Kehidupan
anggota laskar pelangi ditambah dengan masuknya anggota baru dalam lingkaran
mereka. Flo, gadis cantik yang ngotot pindah ke SD Muhammadiyah yang sebelumnya
sekolah di SD PN. Sejak kedatangan Flo
yang sejalan dengan pemikiran aneh-aneh Mahar, suasana kelas menjadi lebih ramai.
SD
Muhammadiyah ikut serta dalam ajang lomba cerdas cermat, hal itu adalah
pengalaman pertama untuk sekolah tersebut. Ikal, Sahara, dan Lintang adalah
perwakilan dari sekolah itu. Sebelum lomba dimulai Ikal dan Sahara terlihat
cemas berbeda dengan Lintang yang nampak tenang. Selama perlombaan Lintang lah
yang selalu menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan, dan jawabannya pun
selalu benar. Meskipun ada beberapa halangan yang mengganggu kemenangan mutlak
mereka, tapi akhirnya SD Muhammadiyah dinyatakan menang dengan mutlak.
Kebahagiaan
tidak bertahan lama. Lintang sang juara harapan SD Muhammadiyah akhirnya
berhenti sekolah karena harus menggantikan posisi ayahnya sebagai pencari
nafkah. Ayah Lintang meninggal dunia, itulah kabar menyedihkan yang menggetarkan
hati sahabat-sahabatnya laskar pelangi. Mimpi-mimpi Lintang harus berhenti
dengan kehendak takdir. Takdir yang amat perih.
Beberapa
tahun kemudian, banyak pengalaman yang telah dilalui oleh anggota Laskar
Pelangi. Mereka telah menemukan takdir yang berbeda-beda dengan perasaan yang
berbeda. Akan tetapi, mereka tetap dapat bertemu dengan berbagai pertemuan yang
telah dirancang oleh takdir. Ikal akhirnya bersekolah di Paris, sedangkan Mahar
dan teman-teman lainnya menjadi seseorang yang dapat membanggakan Belitong.
Bahkan terdapat cinta lokasi diantara anggota Laskar Pelangi yang membawa kedua
sejoli tersebut ke jenjang pernikahan.
Sang
Pemimpi
Masih
mengisahkan tentang kehidupan Ikal. Akan tetapi, kali ini Ikal bersama dua
temannya, Arai dan Jimbron akan melalui berbagai pengalaman hidup masa remaja
yang begitu menarik dan menginspirasi.
Ketiga serangkai yang susah senang selalu bersama, persahabatan ketiga
pria yang terasa manis menyentuh.
Ketiga
pemimpi yang melanjutkan sekolah ke SMA Bukan Main, di tempat inilah awal
perjalanan meraih mimpi ketiganya. Ikal dan Arai adalah saudara sepupu. Arai
yang menjadi yatim piatu ketika SD telah tinggal dirumah Ikal sejak saat itu,
Arai telah dianggap anak sendiri oleh kedua orang tua Ikal. Kemudian Jimbron
yang memiliki nasib sama dengan Arai yakni tidak memiliki orang tua. Ayah
Jimbron dirawat dan dibesarkan oleh seorang pendeta yang sangat baik dan tidak
memaksa Jimbron untuk berpindah keyakinan, Jimbron tetap menjadi muslim yang
taat.
Ikal
dan Arai yang pintar selalu menmpati garda depan ketika ujian, namun lain
dengan Jimbron. Jimbron tak sepandai kedua sahabatnya tersebut, ia menduduki
ranking 78 dari 160 siswa. Jimbron terlalu disibukkan dengan hobinya mengagumi
kuda. Ada kisah yang sangat menyentuh dibalik tergila-gilanya Jimbron pada
kuda. Perjalanan menuju mimpi yang agung ketiganya sangatlah panjang dan
berliku. Pak Balia, kepala sekolah yang selalu menyebut keindahan Prancis. Ia
lah yang membuat mereka bermimpi untuk menginjakkan kaki di altar suci
Universitas di Sorbonne, Prancis. Berbagai cara mereka tempuh untuk mewujudkan
mimpi agung tersebut. Bekerja paruh waktu, merupakan jadwal wajib setelah
belajar di sekolah. Sempat Ikal berputus asa pada mimpi agungnya tersebut,
namun sosok Arai yang selalu membuatnya kagum mampu membangkitkan gairah mimpi
tersebut kembali.
Arai
dan Ikal memutuskan untuk ke Jakarta, Jimbron tidak ikut bersama mereka.
Jimbron hanya mampu memberikan masing-masing sahabatnya celengan kuda yang ia
dapatkan dari kenalannya. Jimbron sangat rajin mengisi celengannya tersebut
untuk nantinya ia berikan kepada kedua sahabatnya sebagai bekal. Hanya itu yang
dapat Jimbron lakukan, tapi hal itulah yang membuat Arai dan Ikal lebih
semangat mencapai mimpi mereka.
Bukan
Jakarta yang mereka singgahi, melainkan Bogor. Karena suatu kejadian membuat
mereka sampai di Bogor. Berbulan-bulan terkatung di Bogor, mencari pekerjaan
untuk bertahan hidup. Setelah berbagai pekerjaan mereka lalui, Ikal diterima
menjadi tukang sortir (tukang Pos), sedangkan Arai diam-diam memutuskan pergi
merantau ke Kalimantan tanpa pamit pada Ikal. Tahun selanjutnya, Ikal masih
belum mengetahui keberadaan Arai, ia juga memutuskan untuk kuliah di Ekonomi
UI. Setelah selesai S1 di UI, Ikal berencana untuk mendapatkan beasiswa S2 ke
Eropa ketika ada info lowongan beasiswa tersebut.
Sampailah
Ikal di tahap wawancara, awalnya professor pengujinya meragukan Ikal tapi
ketika ia mulai terpukau pada Ikal ketika melihat proposal riset miliknya.
Wawancara berjalan begitu lancar dan tak terduga. Akan tetapi sesuatu yang
terduga lainnya menghampiri Ikal. Ikal bertemu dengan sepupunya Arai di tempat
wawancara tersebut. Ternyata Arai juga termasuk calon penerima beasiswa S2 ke
Eropa. Begitu bahagia diri Ikal bertemu dengan sepupu tercintanya tersebut.
Arai pun menceritakan bahwa dirinya bekerja di Kalimantan menyusul temannya
disana, kemudian kuliah di Universitas Mulawarman mengambil jurusan Biologi.
Proposal riset yang ditulis oleh Arai tak kalah hebat dengan milik Ikal dan
berpotensi untuk diterima.
Akhirnya
setelah wawancara tersebut keduanya memutuskan untuk kembali ke Belitong.
Setelah beberapa lama menunggu tibalah surat keputusan yang dikirim ke rumah
Ikal. Keduanya berdebar-debar membuka isinya, pengumuman penerimaan beasiswa tersebut
sangatlah menggetarkan nyali mereka. Ternyata keduanya lolos mendapatkan
beasiswa ke Eropa, setelah Ikal mencocokkan suratnya dengan milik Arai,
keduanya ditempatkan di Universitas yang sama yaitu di Sorbonne, Prancis.
Edensor
Menceritakan
kisah kelanjutan perjalanan mimpi Ikal dan Arai. Berbagai kejadian yang dialami
keduanya di Eropa yang terhubung dengan kisah masa kecil mereka. Dimulai dari
awal menginjakkan kaki di Eropa, cerita kehidupan perkuliahan mereka, kisah
cinta, dan tentunya cerita pengalaman hidup yang sangat menginspirasi.
Setelah
mendapatkan pengumuman lolos beasiswa S2 di Eropa, Ikal dan Arai segera
mengurusi berbagai keperluan yang disiapkan untuk hidupnya di Eropa. Arai yang
berpamitan dengan gadis pujaan Zakia Nurmala yang dibalas dengan sikap cuek
oleh gadis tersebut. Akan tetapi, bagi Arai, Zakia Nurmala satu-satunya gadis
yang menempati relung hatinya. Begitu pula dengan Ikal yang masih menjadikan A
Ling gadis pujaan. Ikal berniat untuk mencari A Ling di Eropa nanti.
Perjalanan
dari Indonesia ke Belanda membutuhkan hampir 16 jam perjalanan. Ikal dan Arai
dijemput oleh seorang wanita berparas cantic bernama Mrs. Famke Somers yang
mengantarkan keduanya ke sebuah flat tempat mereka akan menginap. Sayangnya terjadi
kesalah pahaman antara keduanya dengan pemilik flat. Alhasil Ikal dan Arai
harus menghabiskan malam dijalan dengan berjuang melawan dingin yang menusuk
hingga ke tulang. Ikal yang tidak tahan dinginnya kota tersebut menjadi
terlihat lemas dan seperti orang sekarat. Aria yang terkenal dengan berbagai
akal yang tidak dapat ditebak menimbuni Ikal dengan daun-daun busuk, hal itu
dimaksudkan supaya Ikal merasa hangat. Ya, tentu saja dengan aksi Arai tersebut
membuat Ikal merasa lebih baik.
Pertolongan
pun datang setelah Erika, sekretaris Dr. Woodward ditugaskan menjemput keduanya
dan mengantarkannya kembali ke flat. Seminggu kemudian, mereka memutuskan
berangkat ke Prancis mencari apartemen untuk tempat tinggal sekaligus
mengunjungi menara Eiffel yang fenomenal itu.
Kegiatan
perkuliahan pun dimulai. Ikal dan Arai dipertemukan dengan berbagai orang dari
bangsa yang berbeda. Teman-teman sekelas Ikal terlihat sangat menonjol dan
hebat berbeda dengan dirinya yang tergolong kurang aktif saat perkuliahan. Akan
tetapi, hal tersebut tidak membuat Ikal menjadi tak terlihat di mata Katya.
Katya sosok gadis yang sempurna idola para pria di kampusnya. Banyak pria yang
mencoba mendekatinya, hanya saja selalu ia tolak dengan berbagai alasan yang
memiliki makna tersirat bahwa “Aku Menolak”. Katya memilih Ikal sebagai pria
yang menemani hari-harinya beberapa waktu. Meskipun telah menjalin kasih cukup
lama, Ikal masih tidak sanggup melupakan A Ling. Akhirnya setelah ia memastikan
keseriusan cinta Katya terhadap dirinya, ia pun memutuskan untuk berteman saja
dengan Katya. Katya pun menerima keputusan Ikal dengan senang hati. Keduanya
tetap berteman meski jalinan cinta mereka telah usai.
Ditengah-tengah
kesibukan perkuliahannya, Ikal menyempatkan diri untuk mencari keberadaan A Ling
di Eropa. Ia selalu mencari nama A Ling di internet, kemudian beberapa daerah
yang menunjukkan nama A Ling pun muncul. Sayang, tidak satu pun tempat yang
benar-benar dihuni oleh A Ling.
Selang
beberapa lama perjalanan kuliah, Ikal dan Arai berencana untuk merealisasikan
mimpi mereka untuk berkeliling Eropa. Rencana tersebut mereka sampaikan di
depan teman-teman mereka. Awalnya teman-teman mereka meragukan rencana
tersebut, tapi setelah itu mereka tertarik untuk ikut dalam rencana perjalanan
tersebut dan menjadikannya sebuah taruhan. Taruhannya, siapa yang mampu
mengunjungi negara terbanyak dialah pemenangnya. Waktu mengelilingi Eropa
dilakukan selama 3 bulan. Mereka memulai perjalanan dari Belanda. Bersama Arai,
ia berhasil mengelilingi beberapa negara di Eropa, dari yang terlihat cantik
hingga yang mengerikan. Setelah kegiatan mengelilingi Eropa itu usai, Arai
terserang penyakit pernapasan akut yang merupakan penyakit keturunan yang
pernah menewaskan ayahnya. Kemudian, Arai pun dipulangkan ke Indonesia untuk
menjalani pengobatan. Setelah kabar buruk mengenai Arai, kabar buruk
selanjutnya yang menimpa Ikal adalah bahwa dosen pembimbingnya akan segera
pension. Ikal disarankan untuk ikut bersama dosennya ke sebuah tempat bernama
Sheffield di Inggris.
Setelah
selesai mengurusi masalah transfer perguruan tinggi, Ikal bergegas menuju
tempat dosennya berada. Dalam perjalanan ia melewati sebuah desa yang begitu
menakjubkan. Saking takjubnya Ikal memutuskan untuk singgah sejenak di desa
tersebut. Ikal yang tidak tahu nama desa itu bertanya pada salah seorang
disana, dan betaoa terkejutnya ia ternyata tempat itu bernama Edensor.
Sungguh
suatu kebetulan yang sangat kebetulan, ia dapat singgah di desa yang sangat ia
kagumi dari kecil. Desa yang dipernkenalkan oleh A Ling lewat buku
pemberiannya. Edensor, sungguh tempat yang sangat ia idamkan untuk disinggahi.
Dan teringatlah Ikal dengan masa kecilnya, serta A Ling cinta pertamanya.
Maryamah Karpov
Setelah dua tahun Ikal kuliah di Sorbonne akhirnya ia lulus dari
sidang tesisnya. Walaupun, saat sidang tesis ia juga harus menghadapi dosen
yang sempat membuat mentalnya turun. Dua tahun sudah Ikal berada di Paris dan
setelah kelulusannya ia akan pulang menuju kampung halamannya di Belitong.
Sebelum ia pulang ke Indonesia, ia sempat meluangkan waktu untuk merayakan farewell party bersama mahasiswa lainnya
seperti mahasiswa dari Jerman, The Brits dari Inggris, China, Amerika Latin dan
masih banyak lagi mahasiswa yang datang dari berbagai belahan dunia.
Setibanya di kampung halaman, untuk menuju kampungnya, ia diantar
oleh Bang Zaitun dengan bus reotnya. Seseorang yang dulu ia kenal sebagai
pemimpin orkes dan mempunyai banyak istri itu sekarang menjadi sopir Bus
Dendang Gembira Suka – Suka. Begitulah orang menyebut angkutan tersebut.
Perubahan profesi Bang Zaitun dari pemimpin orkes menjadi sopir bus itu terjadi
karena orkes yang ia pimpin sepi penggemar. Pada masa sekarang ini, orang –
orang lebih senang dengan organ tunggal. Karena hal tersebut, Bang Zaitun alih
profesi, melelang sebuah bus reot kemudian ia jadikan sebagai alat transportasi
umum di Belitong yang ia kemudikan sendiri.
Semenjak ia di Belitong, ia juga sering mendengar orang – orang Belitong
dijuluki dengan nama unik yang diambil
dari sebuah peristiwa. Misalnya seperti Berahim Harap Tenang, seorang juru
pancar film. Ia diberi julukan tersebut karena setiap ganti rol, ia memasang slide text HARAP TENANG di layar. Ada
juga nama unik lainnya yaitu Kamsir si Buta dari Gua Hantu, Rustam Simpan
Pinjam, Munawir Berita Buruk, Marsanip Sopir Ambulans, Makruf Bui,Bc.I.P.,
Berahim Harap Tenang Yunior (menggantikan ayahnya Berahim Harap Tenang yang
telah meninggal), Mahmudin Pelupa, Munaf
Katakanlah, dan masih banyak julukan – julukan lainnya.
Beberapa waktu kemudian Ikal teringat dengan A Ling, cinta
pertamanya. Ia akan mencari A Ling di sebuah pulau yang angker bernama Pulau
Batuan. Kata seorang nelayan, orang yang pergi ke pulau tersebut akan sulit
untuk selamat saat kembali pulang. Akan tetapi, pernah ada seseorang yang
selamat dari pulau yang mengerikan itu. Orang itu adalah Tuk Bayan Tula.
Seketika itu ia ingin bertemu dengan orang tersebut.
Ikal berkeinginan membuat sebuah perahu untuk digunakannya menuju
Pulau Batuan. Orang – orang di kampung meremehkan niat besarnya itu. Tiba –
tiba saat ia sedang sendiri di tepi pantai ia mendengar suara yang membesarkan
hatinya. Ternyata suara itu adalah Lintang. Semenjak saat itu Ikal bertemu
dengan anggota Laskar Pelangi. Beruntungnya lagi, dia bertemu dengan Mahar yang
ternyata sahabat kecilnya tersebut kenal dengan Tuk Bayan Tula. Sehingga, dari
Mahar inilah dia dapat bertemu dengan Tuk Bayan Tula untuk mendapatkan petuah –
petuah agar bisa selamat sampai Pulau Batuan hingga kembali pulang ke Belitong.
Ikal bekerja keras membuat perahu itu. Lintang dengan
kecerdasannya membantu membuat skema perahu dan memperkirakan ukuran – ukuran
kayu yang dibutuhkan sampai sedetail – detailnya. Saat perahu masih belum
selesai dan kayu seruknya telah habis, tak ada seorangpun yang menjual kayu
seruk padanya. Mereka takut akan larangan menjual kayu seruk. Atas petunjuk
misterius dari Mahar, ia menemukan kayu yang dimaksud di dasar Sungai Linggang.
Di dasar Sungai Linggang itu terdapat perahu lanun yang karam. Perahu tersebut
terbuat dari papan kayu seruk. Papan – papan kayu seruk tersebut yang nantinya
akan Ikal ambil untuk digunakan membuat perahu. Akan tetapi, perahu tersebut
sulit diangkat dari dasar sungai karena telah seratus tahun berada di sana
sehingga lekat dengan lumpur. Lintang dengan kecerdasannya memberikan solusi
pada Ikal untuk menyiapkan beberapa drum yang nantinya akan mampu untuk
mengangkat perahu tersebut dari dasar sungai. Berkat teori Lintang tersebut
perahu tersebut dapat terangkat dari dasar sungai.
Sekarang, perahu yang dibuat Ikal telah selesai. Ikal siap untuk
berlayar menuju Pulau Batuan. Ikal akan berlayar bersama Mahar, Chung Fa, dan
Kalimut. Mereka kemudian bertemu dengan Tuk Bayan Tula dan Dayang Kaw. Dari
situ kemudian mereka pergi ke Pulau Batuan. Mereka bertemu dengan Tambok. Di
Pulau Batuan itu mereka diminta untuk menyerahkan apa yang telah mereka
siapkan, cari apa yang ingin mereka cari, dan tidak lebih dari tiga hari.
Akhirnya selama waktu yang ada tersebut mereka menemukan A Ling dan kembali ke Belitong
dengan Selamat.
Sesampainya di Belitong Ikal dipaksa oleh Ketua Karmun untuk pergi
ke dokter gigi. Ia memaksa Ikal di depan A Ling agar Ikal tak enak apabila
menolak bujukan Ketua Karmun. Semenjak Dokter Diaz yang merupakan seorang
dokter gigi itu ada di kampungnya, dokter itu tak pernah mendapatkan pasien.
Padahal Ketua Karmun telah bersusah payah mendatangkannya untuk mengobati warga
di kampung. Setelah dibujuk akhirnya Ikal bersedia untuk datang ke dokter gigi
itu. Akhirnya, setelah peristiwa itu warga yang lain satu per satu bersedia
untuk datang berobat ke dokter gigi. Beberapa waktu kemudian Ikal meminta izin
pada ayahnya untuk meminang A Ling yang sangat dicintainya. Akan tetapi,
ternyata sang ayah tidak mengizinkannya untuk meminang A Ling.
Ayah
Sabari dan Marlena
adalah teman satu sekolah sewaktu SMA. Sabari tadinya adalah seseorang yang
tidak terlalu tertarik soal perempuan dan percintaan. Semenjak bertemu dengan
Marlena yang memberinya sebuah pensil sebagai hadiah setelah Marlena merebut paksa kertas jawaban
Bahasa Indonesia Sabari pada saat ujian, Sabari mulai jatuh cinta pada gadis
tersebut. Sabari adalah seorang yang lugu yang pandai membuat puisi. Karena
kepandaiannya membuat puisi, Sabari sering mengirim puisi buatannya untuk
Marlena. Walaupun puisi – puisi yang ditujukan pada pujaan hatinya tersebut
sering ditolak tetapi Sabari tidak pernah putus asa. Sabari melakukan hal
apapun yang menurut Zuraida, teman dekat Marlena, disenangi oleh Lena. Hal
tersebut ternyata tidak membuat hati Lena luluh. Menurut Lena, Sabari bukanlah
tipe laki – laki yang disukai oleh Lena.
Kesetiaan cinta Sabari kepada Lena begitu tulus. Pada
akhirnya, setelah beberapa waktu lulus dari SMA, Sabari memutuskan untuk
menjadi karyawan dari usaha pembuatan batako. Kebetulan pemilik dari usaha
tersebut adalah ayah Lena. Sabari pikir, dengan bekerja di pembuatan batako
milik ayah Lena, Sabari akan sering bertemu dengan Lena dan dia akan lebih
mudah untuk mendekati Lena. Setiap hari Sabari bekerja dengan giat untuk
menarik perhatian Lena. Akan tetapi, tetap saja Lena tidak peduli dengan hal
tersebut. Bahkan, saat Sabari menjadi karyawan teladan, hal tersebut juga tidak
membuahkan hasil untuk membuat Lena merasa tertarik dengan Sabari.
Selama menjadi karyawan di tempat ayah Lena, sering kali
Sabari melihat Lena bepergian dengan beberapa laki - laki. Sampai pada akhirnya
Lena hamil di luar nikah. Ayah Lena sangat marah pada saat itu. Ditambah dengan
laki – laki yang menghamili anaknya tidak mau untuk bertanggung jawab menikahi Lena.
Sabari mengetahui hal tersebut. Kemudian Sabari menawarkan diri untuk menikahi
Lena. Pernikahan antara Lena dan Sabari pun terjadi walau tanpa rasa cinta dari
Lena.
Dari hasil perbuatan Lena dengan laki – laki yang
menghamilinya, Lena melahirkan seorang anak yang diberi nama Zorro. Walaupun
Zorro bukan anak kandung Sabari, Sabari sangat mencintai Zorro seperti anak
kandungnya sendiri. Bahkan Sabari tidak ingin berpisah dari Zorro. Lena jarang
pulang ke rumah. Sehingga Zorro terkadang hanya berdua dengan Sabari. Sabari
sering menceritakan berbagai cerita pada Zorro. Dia juga sering berpuisi dengan
Zorro sama seperti saat ayah Sabari berpuisi dengan Sabari sewaktu Sabari masih
kecil.Sabari sangat bahagia sekali menghabiskan waktu setiap harinya dengan Zorro.
Akan tetapi , sekarang ini kebahagiaan yang diciptakan tersebut tidak nampak
lagi karena Lena memutuskan untuk bercerai dengan Sabari sekaligus membawa
Zorro dari tangan Sabari. Sabari mulai sedikit demi sedikit kehilangan
semangatnya. Kecintaannya pada Zorro membuatnya tidak siap
menghadapi kehilangan yang begitu tiba-tiba. Setelah bercerai dengan Sabari,
Marlena kawin cerai dengan beberapa pria.
Perginya Lena dan Zorro bertahun – tahun membuat Sabari
merasa sangat kehilangan. Tidak hanya istri dan anak tirinya yang ia cintai,
sampai – sampai dia juga kehilangan akal sehatnya. Waktu itu, Sabari sudah
ditemukan di pasar dengan pakaian kumal dan sulit dikenali. Dia tertawa saat
orang lain sedih, menangis saat orang sedang tertawa. Hal tersebut membuat dua
sahabatnya merasa iba terhadap Sabari. Sahabat Sabari, Ukun dan Tamat rela
pergi mencari Lena dan Zorro ke Sumatera. Setelah lama menacari
mereka berdua di Sumatera, dua sahabat Sabari tersebut berhasil membawa Lena
dan Zorro kepada Sabari. Senang sekali hati Sabari pada saat itu. Anaknya yang
dulu diambil oleh mantan istrinya, kini kembali kepadanya setelah terpisah
selama bertahun-tahun.
Beberapa waktu kemudian, Sabari meninggal. Setelah meninggalnya Sabari, Lena
berpesan pada anaknya. Ia ingin dimakamkan di dekat makan Sabari saat ia
nantinya meninggal.
0 comments:
Post a Comment