Pasar –
Kuntowijoyo
source: goodreads.com
Pak Mantri adalah seorang Kepala Pasar
di Pasar Gemolong. Ia hanya mempunyai satu pegawai yang setiap hari menarik uang
karcis, menyapu, dan melakukan pekerjaan yang lain yang diminta Pak Mantri.
Pegawai itu bernama Paijo. Pak Mantri selalu memarahi Paijo karena
kebodohannya. Akan tetapi, hal tersebut tidak semata – mata hanya ditujukan
untuk memarahinya saja. Hal itu dilakukan untuk mendidik Paijo agar menjadi
lebih baik lagi.
Di Pasar Gemolong itu banyak sekali
burung dara berterbangan di sekitar pasar. Selain menariki karcis sebagai tugas
utamanya, Paijo juga sering diminta Pak Mantri untuk mengurus burung – burung dara
peliharaan Pak mantri itu. Keberadaan burung – burung tersebut sebenarnya
merupakan hiburan bagi Pak Mantri. Di sisi lain, burung – burung itu malah
dianggap sebagai pembawa masalah bagi pedagang – pedagang yang ada di pasar.
Hal tersebut karena para pedagang merasa dirugikan dengan ulah burung – burung itu.
Semenjak keberadaan burung – burung itu,
para pedagang yang sebenarnya diwajibkan untuk membayar pajak dengan membayar
uang karcis menjadi enggan untuk membayar. Mereka tidak mau membayar karena
burung – burung itu sering mengambil makanan para pedagang yang mereka jual.
Karena hal tersebut, pedagang menjadi rugi dan enggan membayar uang karcis.
Di sebelah kantor kepala pasar berdiri
bank pasar yang didalamnya hanya terdapat satu pegawai. Dia adalah Siti Zaitun.
Bank itu sepi. Orang – orang di sana jarang ada yang menabung. Hal tersebut
juga karena keberadaan burung – burung itu yang menjadi masalah. Para pedagang
rugi dan tidak mempunyai uang untuk ditabung di bank.
Di seberang pasar ada seorang pengusaha kaya
raya yang sombong bernama Kasan Ngali. Dalam situasi pasar yang sedang memanas
karena kekesalan warga terhadap burung – burung itu, Kasan Ngali mengambil
kesempatan. Kasan Ngali membangun pasar baru dan bank yang tak jauh dari pasar
lama. Pasar tersebut tak menarik uang karcis. Orang – orang dipersilakan untuk
berdagang di sana. Hal tersebut membuat Pak Mantri marah karena orang – orang
yang berdagang di pasar lama berpindah ke pasar baru milik Kasan Ngali. Apalagi
saat Kasan Ngali berusaha mendekati Zaitun yang disukai juga oleh Pak Mantri.
Akan tetapi, Pak Mantri kemudian sadar bahwa kemarahan akan menurunkan derajatnya.
Pak Mantri menyikapi dengan bijaksana. Ia tetap menjalani kesehariannya di
pasar lama tersebut seperti biasa. Kasan Ngali tetap berusaha untuk mendekati
Zaitun. Padahal ia sudah mempunyai banyak istri. Ia membeli mobil mewah untuk
menarik perhatian Zaitun. Hingga akhirnya karena Kasan Ngali hanya menuruti
nafsu untuk mendapatkan semuanya dengan berbagai cara, Kasan Ngali justru jatuh
bangkrut. Ia sudah tak dapat mengelola pasar itu lagi.
Walaupun Pak Mantri sering memarahi Paijo, Pak
Mantri adalah seorang yang bijaksana. Dia juga selalu memberi petuah – petuah
kepada Paijo. Pak Mantri yang tadinya tidak menyadari bahwa keberadaan burung
dara itu mengganggu aktivitas berdagang para pedagang di pasar kini telah
menyadari. Semenjak itu Pak Mantri mulai
memperbaiki pasar dan pedagang mulai berdagang lagi di pasar tersebut. Ketika semuanya telah membaik, Zaitun yang
dari dulu menginginkan dirinya sendiri untuk pindah karena sudah bosan dengan
keadaan bank yang tak mempunyai nasabah itu akhirnya pergi. Pak Mantri merasa
berat atas perpisahan itu. Pak Mantri dan orang – orang mengantarkan Zaitun
sampai ke stasiun. Kereta berangkat, Zaitun melambaikan sampai menghilang dalam
kabur kejauhan. Pak Mantri pulang dari stasiun bersama Paijo. Kini tak ada lagi
Zaitun yang sering menjadi tempat ia bercerita dan seseorang yang ia kasihi
tersebut. Pak Mantri sudah tua. Sebentar lagi ia akan pensiun. Pak Mantri
menginginkan orang seperti Paijo yang dapat menggantikannya menjadi kepala
pasar. Ia percaya pada Paijo karena ia adalah salah satu orang yang dapat
diajak untuk sama – sama bertanggung jawab terhadap amanahnya sebagai kepala
pasar dengan cara yang benar. Tidak seperti Kasan Ngali yang menghalalkan
segala cara untuk memenuhi nafsunya.
0 comments:
Post a Comment