Tuesday, 21 May 2019

Sinopsis Novel "Pasar"

Standard
Pasar – Kuntowijoyo

source: goodreads.com

Pak Mantri adalah seorang Kepala Pasar di Pasar Gemolong. Ia hanya mempunyai satu pegawai yang setiap hari menarik uang karcis, menyapu, dan melakukan pekerjaan yang lain yang diminta Pak Mantri. Pegawai itu bernama Paijo. Pak Mantri selalu memarahi Paijo karena kebodohannya. Akan tetapi, hal tersebut tidak semata – mata hanya ditujukan untuk memarahinya saja. Hal itu dilakukan untuk mendidik Paijo agar menjadi lebih baik lagi.
Di Pasar Gemolong itu banyak sekali burung dara berterbangan di sekitar pasar. Selain menariki karcis sebagai tugas utamanya, Paijo juga sering diminta Pak Mantri untuk mengurus burung – burung dara peliharaan Pak mantri itu. Keberadaan burung – burung tersebut sebenarnya merupakan hiburan bagi Pak Mantri. Di sisi lain, burung – burung itu malah dianggap sebagai pembawa masalah bagi pedagang – pedagang yang ada di pasar. Hal tersebut karena para pedagang merasa dirugikan dengan ulah burung – burung itu.
Semenjak keberadaan burung – burung itu, para pedagang yang sebenarnya diwajibkan untuk membayar pajak dengan membayar uang karcis menjadi enggan untuk membayar. Mereka tidak mau membayar karena burung – burung itu sering mengambil makanan para pedagang yang mereka jual. Karena hal tersebut, pedagang menjadi rugi dan enggan membayar uang karcis.
Di sebelah kantor kepala pasar berdiri bank pasar yang didalamnya hanya terdapat satu pegawai. Dia adalah Siti Zaitun. Bank itu sepi. Orang – orang di sana jarang ada yang menabung. Hal tersebut juga karena keberadaan burung – burung itu yang menjadi masalah. Para pedagang rugi dan tidak mempunyai uang untuk ditabung di bank.
Di seberang pasar ada seorang pengusaha kaya raya yang sombong bernama Kasan Ngali. Dalam situasi pasar yang sedang memanas karena kekesalan warga terhadap burung – burung itu, Kasan Ngali mengambil kesempatan. Kasan Ngali membangun pasar baru dan bank yang tak jauh dari pasar lama. Pasar tersebut tak menarik uang karcis. Orang – orang dipersilakan untuk berdagang di sana. Hal tersebut membuat Pak Mantri marah karena orang – orang yang berdagang di pasar lama berpindah ke pasar baru milik Kasan Ngali. Apalagi saat Kasan Ngali berusaha mendekati Zaitun yang disukai juga oleh Pak Mantri. Akan tetapi, Pak Mantri kemudian sadar bahwa kemarahan akan menurunkan derajatnya. Pak Mantri menyikapi dengan bijaksana. Ia tetap menjalani kesehariannya di pasar lama tersebut seperti biasa. Kasan Ngali tetap berusaha untuk mendekati Zaitun. Padahal ia sudah mempunyai banyak istri. Ia membeli mobil mewah untuk menarik perhatian Zaitun. Hingga akhirnya karena Kasan Ngali hanya menuruti nafsu untuk mendapatkan semuanya dengan berbagai cara, Kasan Ngali justru jatuh bangkrut. Ia sudah tak dapat mengelola pasar itu lagi.
Walaupun Pak Mantri sering memarahi Paijo, Pak Mantri adalah seorang yang bijaksana. Dia juga selalu memberi petuah – petuah kepada Paijo. Pak Mantri yang tadinya tidak menyadari bahwa keberadaan burung dara itu mengganggu aktivitas berdagang para pedagang di pasar kini telah menyadari. Semenjak itu  Pak Mantri mulai memperbaiki pasar dan pedagang mulai berdagang lagi di pasar tersebut.  Ketika semuanya telah membaik, Zaitun yang dari dulu menginginkan dirinya sendiri untuk pindah karena sudah bosan dengan keadaan bank yang tak mempunyai nasabah itu akhirnya pergi. Pak Mantri merasa berat atas perpisahan itu. Pak Mantri dan orang – orang mengantarkan Zaitun sampai ke stasiun. Kereta berangkat, Zaitun melambaikan sampai menghilang dalam kabur kejauhan. Pak Mantri pulang dari stasiun bersama Paijo. Kini tak ada lagi Zaitun yang sering menjadi tempat ia bercerita dan seseorang yang ia kasihi tersebut. Pak Mantri sudah tua. Sebentar lagi ia akan pensiun. Pak Mantri menginginkan orang seperti Paijo yang dapat menggantikannya menjadi kepala pasar. Ia percaya pada Paijo karena ia adalah salah satu orang yang dapat diajak untuk sama – sama bertanggung jawab terhadap amanahnya sebagai kepala pasar dengan cara yang benar. Tidak seperti Kasan Ngali yang menghalalkan segala cara untuk memenuhi nafsunya. 

0 comments:

Post a Comment