Mawar ini tadinya belum berbunga. Dia masih saja dengan daun dengan duri di tubuhnya. Menurutnya, dia bukanlah siapa - siapa yang tak berguna. Orang enggan menyentuh karena durinya yang tajam. Tak ada yang indah darinya tanpa mahkota. Akan tetapi, mawar ini sadar karena setiap sesuatu, punya kelebihan dan kekurangan. Dia ingin mencari kelebihan yang ada dalam dirinya. Saat itu dia punya cara untuk bertanya kepada manusia di luar sana tentang apa kelebihan yang ia punya menurut mereka. Karena selama ini dia tak pernah tahu apa kelebihan yang dia miliki. Yang dia tahu hanya duri yang menjadi kekurangannya setiap hari. Setiap pagi ada seorang laki - laki yang senantiasa menghampirinya. Dia sebenarnya malu untuk bertanya pada laki - laki itu tentang apa kelebihannya selama ini.
Awalnya dia hanya mengintip dari kelopaknya yang tertutup oleh tangkai. Akan tetapi dia semakin yakin bahwa dia harus bertanya pada laki -laki itu. Sedikit demi sedikit dia memberanikan diri untuk membuka kelopaknya. Berhari - hari dengan perasaan malu tapi dia juga yakin pasti ini cara yang terbaik. Dia terus membuka kelopaknya dan akhirnya kelopak tersebut dapat terbuka dengan lebar. Dia dapat melihat semua yang ada di luar sana. Dalam hati ia berkata "Indah sekali di luar sana. Langit yang biru cerah dengan matahari yang menyinari. Burung yang bersahutan menyanyikan lagi yang mereka sukai. Indah sekali. Tapi bagaimana dengan keindahan yang ada dalam diri ku? Aku hanyalah tumbuhan hijau yang penuh duri".
Pada suatu hari, lagi - lagi dia melihat seorang laki - laki itu. Ia pun lalu bertanya tanpa malu - malu "Apakah kelebihan yang kamu lihat dari ku laki - laki yang tampan ? Pasti tak ada sesuatu yang indah dari ku. Akankah kau akan mengatakan bahwa aku hanya tumbuhan tak berguna yang hanya ditumbuhi duri?" Laki - laki itu menjawab pertanyaan dari bunga mawar itu, "Sebenarnya seminggu yang lalu aku ingin memetikmu untuk aku berikan ke orang - orang yang aku sayangi dalam hidup ku. Ternyata saat itu kamu masih bertangkai tak bermahkota. Jadi aku tidak bisa memetikmu. Karena tentu saja aku menginginkan bunga mawar yang sudah mekar. Akan tetapi, aku terus menunggu sampai tangkai - tangkai itu bermekaran yang hal tersebut sudah biasa menjadi kelebihan mu. Setiap hari aku selalu menghampiri untuk melihat perkembangan tangkai - tangkai mu itu. Pada akhirnya, saat inilah tangkai itu dihiasi dengan mahkota indah berwarna merah. Sekarang bolehkah aku memetikmu? Pasti orang yang menerima bunga dari ku ini akan menjagamu dengan baik. Meletakkan mu di dalam vas berisi air dan menaruh mu di dekat jendela setiap pagi." Dengan senang hati, bunga mawar pun menjawab, "Baiklah. Sekarang aku mengerti. Sekarang aku telah melihat kelebihan ku yang dulu rasanya tidak pernah ada sama sekali dalam hidupku. Petiklah sebanyak - banyaknya untuk orang - orang yang kamu sayangi. Terima kasih laki - laki tampan, sampai jumpa lagi di lain waktu. Sekarang aku akan menjadi bunga mawar yang indah setiap hari untuk mu. Sekarang aku bukanlah mawar yang tak berguna lagi. "
~~End~~
0 comments:
Post a Comment