Friday 27 February 2015

Persimpangan Jalan

Standard
Apakah kalian ingat ?
Ketika pertama kali kita menginjakan kaki disini, di tanah kering dan berdebu .
Di saat matahari sangat terik dan membuat aku diam membisu.
Saat itu, mungkin pertama kalinya kita bertemu. Atau mungkin, beberapa dari kalian adalah teman lama ku dulu.
Wajah - wajah baru, yang sebelumnya belum pernah aku tahu.
Kalian hadir dalam perjalanan hidupku, memberikan warna di masa putih abu - abu.

Perjalanan ku dengan kalian, sungguh menakjubkan.
Kita seperti berpapasan di persimpangan jalan.
Kemudian, kita saling menatap, mengisyaratkan bahwa kita tak saling kenal.

Awalnya pertemuan ini adalah sesuatu yang asing. 
Tapi kini, rasa asing itu tak ada lagi.
Rasa asing itu telah roboh seperti robohnya tebing.
Rasa itu lebur karena kita telah menyadari.
Bahwa antara aku dan kalian tidak ada sesuatu yang membatasi.

Saat itu, kalian menggenggam tanganku, mengajakku pergi ke masa depan.
Masa depan, yang mungkin tidak sama dengan masa sekarang.
Masa depan yang penuh candaan dan tantangan.
Masa depan, yang kelak akan memisahkan kita.

Dalam perjalanan hidupku empat tahun yang akan datang.
Aku dan kalian harus saling memahami.
Kalian memahami diriku dan diriku pun juga harus memahami kalian.
Berdoa saja, semoga di tengah - tengah kebersamaan kita, ego ini tak akan pernah hadir.
 
Kini empat tahun itu tak terasa
Saat di ujung semesteran.
Saat seseorang di depan mimbar, memanggil aku dan kalian, wisudawati dan wisudawan
Aku tahu perpisahan akan datang.
Memisahkan diri ini dengan kalian.
Mengakhiri cerita tentang masa putih abu - abu 
Lalu, kita memulai perjalanan yang baru .

Ku lambaikan tangan di persimpangan jalan ini.
Seperti saat kita dahulu bertemu.
Seakan kita akan bertemu di lain hari.
Aku akan sangat merindukanmu.

~ One K. Yuanda ~





0 comments:

Post a Comment