Thursday, 17 July 2014

Aku, Manusia

Standard
Pagi ini, sejenak ku pejamkan mata. Menarik nafas panjang, lalu hembuskan dengan perlahan. Ku sebut namaMu, ku katakan dalam hati "Allah Tuhanku".Berulang kali ku lakukan sampai hati dan pikiran ini terasa tenang.

Seperti tempo gerakan jarum jam di dinding ruangan depan, detak jantung ku masih berdetak sampai pagi ini. Alhamdulillah, ia belum berhenti mengerjakan tugas dan perintah dari Sang Maha Pemberi Hidup, Allah SWT. Andai ia lelah berdetak dan detak jantung ini kembali tak nampak, mungkinkah aku masih ada di kehidupan ini ?

Aku adalah manusia, yang Allah ciptakan di bumi ini. Sebelum aku lahir, aku tinggal di perut ibu sekitar 9 bulan. Aku selalu merepotkan beliau saat dalam kandungan dan mungkin hingga saat ini masih.Tapi beliau tak pernah merasa repot dengan akan hadirnya aku. Orangtua mana yang tidak senang dengan hadirnya anak pertama.

Aku lahir dalam keadaan sehat wal 'afiat. Alhamdulillah, saat itu Allah memberikan aku anggota tubuh yang sempurna. Tangisan pertama saat itu, menandakan aku lahir dalam keadaan normal seperti bayi lainnya.

Setelah aku lahir, bapak mengumandangkan adzan di telingaku. Ini kali pertamanya aku mendengarkan adzan. Bersyukur, terlahir dalam kedua orangtua yang beragama Islam. Walaupun, saat itu ibu baru sekitar 1 tahun menjadi muallaf.

Kasih sayang yang tulus yang mereka berikan. Memang terkadang mereka memarahiku, tapi hari ini aku sadar, hal itu untuk kebaikanku di masa depan.

Sampai saat ini, belum banyak yang ku lakukan untuk mereka. Malah, mungkin bisa jadi sebaliknya. Hanya terima kasih yang bisa dihaturkan untuk kedua orangtuaku, karena mereka yang membuat aku bertahan di kehidupan yang Allah berikan. Allah Yang Maha Pemberi Hidup dan Maha Segalanya.

Sayangilah aku dan orangtuaku ya Allah, berikan kami rahmatMu, pertemukan kami di surgaMu.Amiin....

0 comments:

Post a Comment